AbstrakData keanekaragaman durian (Durio zibethinus L.) yang terbatas merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam pengelolaan dan pengembangannya di Indonesia. Keanekaragaman genetik dapat ditinjau berdasarkan ciri morfologi yang didukung dengan ciri molekuler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekerabatan antar aksesi berdasarkan dendrogram yang menggabungkan data morfologi daun dan polimorfisme Inter Simple Sequence Repeats (ISSR). Pengamatan ciri morfologi mengacu pada deskriptor durian dan ektraksi DNA dengan metode CTAB yang telah dimodifikasi. Setelah berhasil diekstraksi, DNA durian diamplifikasi dengan tujuh primer ISSR untuk analisis polimorfisme. Konstruksi dendrogram yang terbentuk merupakan hasil analisis menggunakan program NTSYS. Berdasarkan 15 ciri morfologi yang diamati terdapat 5 ciri yang sangat membedakan antara kelompok aksesi durian. Lai (D. kutejensis) memiliki daun lebih panjang hingga 24 cm dan lebar hingga 16 cm dibandingkan 28 aksesi durian dengan panjang hingga 16 cm dan lebar hingga 9 cm. Hasil amplifikasi diperoleh sebanyak 35 pita dan 31 pita bersifat polimorfik dengan persentase polimorfisme berkisar antara 66,7–100%. Persentase polimorfisme pada penelitian ini dapat mencapai 100% dengan primer ISSR 842, PKBT 4, dan PKBT 5. Konstruksi dendrogram ciri morfologi mempunyai koefisien kemiripan sebesar 0,56–0,91 dan membentuk dua kelompok yang tidak memisahkan aksesi-aksesi durian dengan Lai. Ciri polimorfisme ISSR dapat digunakan untuk merekonstruksi dendrogram menjadi dua kelompok dengan koefisien kemiripan sebesar 0,48–0,96. Dendrogram ciri polimorfisme ISSR secara tegas memisahkan aksesi-aksesi durian dengan Lai. Pohon kekerabatan 28 aksesi durian dan Lai di Kecamatan Serpong telah direkonstruksi untuk pertama kalinya.AbstractLimited data on the diversity of durian (Durio zibethinus L.) is one of the obstacles encountered in its management and development in Indonesia. Genetic diversity can be reviewed based on morphological characteristics supported by molecular characteristics. This study aimed to determine the relationship between accessions based on a dendrogram that combines leaf morphology and Inter Simple Sequence Repeats (ISSR) polymorphism data. Observation of morphological features refered to durian descriptors and DNA extraction using the modified CTAB method. After successful extraction, durian DNA was amplified with seven ISSR primers for polymorphism analysis. The dendrogram construction is formed the NTSYS program. Based on the 15 morphological characteristics observed, 5 characteristics greatly distinguished the durian accession group. Lai (D. kutejensis) had longer up to 24 cm and wider up to 16 cm leaves than 28 durian accessions with a length (16 cm) and width (9 cm). The amplification results were obtained 35 bands and 31 out of them were polymorphic with polymorphic PCR product ranged 66.7–100%. The percentage of polymorphism could reach 100% with ISSR 842, PKBT 4, and PKBT 5 primers. The dendrogram construction based on morphological characteristics had an interaction coefficient of 0.56–0.91 and formed two groups which did not separate durian accessions with Lai. The ISSR polymorphism feature can be used to reconstruct the dendrogram into two groups with a slope coefficient of 0.48–0.96. The dendrogram based on the ISSR polymorphism feature explicitly divides durian accessions with Lai. The cluster analysis of 28 durians and Lai accessions in Serpong District has been reconstructed for the first time.