2013
DOI: 10.35800/jpkt.9.1.2013.3448
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kesesuaian Lahan Budidaya Laut Di Perairan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara

Abstract: Penelitian dilakukan untuk mengkaji tingkat kesesuaian lahan budidaya laut, khususnya budidaya rumput laut dan budidaya ikan di Kurungan Jaring Apung (KJA) di perairan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Penentuan stasiun pengambilan sampel dilakukan berdasarkan identifikasi adanya aktivitas budidaya rumput laut dan budidaya ikan pada KJA di lokasi tersebut. Lima stasiun pengamatan yakni lokasi budidaya rumput laut desa Matandoi, dan lokasi budidaya ikan dalam KJA di desa Deaga, Toros… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
7
0
15

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 15 publications
(22 citation statements)
references
References 0 publications
0
7
0
15
Order By: Relevance
“…Hal ini dikarenakan adanya pulau kecil seperti Pulau Klah yang melindungi lokasi budidaya dari hempasan secara langsung gelombang yang datang. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian (Adipu et al, 2013) Anhar et al (2020) Suhu memiliki pengaruh langsung kepada organisme yang terdapat pada air, terutama dalam proses fotosintesa tumbuhan akuatik, siklus reproduksi dan proses metabolisme dan juga tingginya suhu juga dapat menyebabkan kandungan oksigen terlarut (DO) dan pH akan menjadi rendah (Budiyani et al, 2012). Proses metabolisme, aktifitas tubuh, syaraf dan nafsu makan dipengaruhi oleh perubahan suhu yang tinggi dalam suatu perairan (Haryono et al, 2009).…”
Section: Bahan Dan Metode Lokasi Dan Waktu Penelitianunclassified
“…Hal ini dikarenakan adanya pulau kecil seperti Pulau Klah yang melindungi lokasi budidaya dari hempasan secara langsung gelombang yang datang. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian (Adipu et al, 2013) Anhar et al (2020) Suhu memiliki pengaruh langsung kepada organisme yang terdapat pada air, terutama dalam proses fotosintesa tumbuhan akuatik, siklus reproduksi dan proses metabolisme dan juga tingginya suhu juga dapat menyebabkan kandungan oksigen terlarut (DO) dan pH akan menjadi rendah (Budiyani et al, 2012). Proses metabolisme, aktifitas tubuh, syaraf dan nafsu makan dipengaruhi oleh perubahan suhu yang tinggi dalam suatu perairan (Haryono et al, 2009).…”
Section: Bahan Dan Metode Lokasi Dan Waktu Penelitianunclassified
“…Nitrogen is considered as the main nutrient for the growth of seaweed in the ecosystem maritime (Hanisak 1990). Adipu et al (2013) if the water depth is more than 10 meters, it will cause the cost of installing cultivation facilities and containers to be more expensive and more complex. Good water depth for Eucheuma cottonii seaweed cultivation is 30-60 cm at low tide for fast-moving, off-shore and 2-15 m methods for floating raft method, long line method and Path system.…”
Section: Input Layer Hidden Layer Output Layermentioning
confidence: 99%
“…Hal ini disebabkan karena kedua lokasi ini memiliki substrat dasar perairan karangberpasir. Landau (1995 dalam Adipu et al, 2013) menyatakan, bahwa untuk kegiatan budi daya ikan di KJA, kekeruhan yang tinggi dapat berakibat terganggunya proses osmoregulasi dalam tubuh ikan, menurunkan daya lihat, dan terganggunya fungsi insang, dan menurunkan tingkat respirasi atau per-nafasan, serta memicu pembentukan bio-fouling pada struktur KJA sehingga meningkatkan daya statis dan dinamis dari sistem KJA.…”
Section: Kecerahanunclassified
“…Data kedalaman perairan Hangke, Sensa- Ernawati and Dewi, 2017), nilai kedalaman perairan berkisar 7-15 m dari permukaan hingga ke dasar perairan atau kedalaman minimal 1 m dari keramba sampai ke dasar perairan masih layak untuk budi daya laut. Menurut Adipu et al (2013), untuk budi daya ikan dalam KJA, kedalaman perairan yang minimal ditentukan oleh dimensi kantong jaring, beda pasang surut, dan jarak minimal antar kantong dan dasar perairan. Menyiasati perairan dangkal dapat dilakukan dengan cara mengurangi tinggi kantong jaring sehingga dapat diperoleh jarak karamba ke dasar perairan sebesar 1 m.…”
Section: Kedalamanunclassified