ABSTRAKSelama ini pemilik Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kerupuk Sidoarjo masih terpaku pada konsep tradisional, yaitu hanya fokus pada pemenuhan kuantitas, sementara faktor kualitas masih belum menjadi fokus utama. Agar dapat bersaing di era pasar bebas, maka UKM kerupuk Sidoarjo harus memberikan fokus utama pada kualitas pangan. Fokus peningkatan kualitas pangan, dapat dilakukan melalui upaya pemenuhan persyaratan kualitas pangan dengan menerapkan Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT). Kegiatan penerapan CPPB-IRT dilakukan pada dua UKM kerupuk Sidoarjo, yaitu UD Dua Kelapa dan Sinar Jaya. Proses penerapan CPPB-IRT, dimulai dari proses identifikasi gender analysis pathway (gap), merancang pemenuhan persyaratan, sampai dengan implementasi. Hasil evaluasi masih terdapat beberapa kriteria yang belum optimal. Secara keseluruhan, proses penerapan CPPB-IRT pada UD Dua Kelapa dan Sinar Jaya memperlihatkan peningkatan skor pemenuhan lebih dari 40.
ABSTRACTThe owners of SME kerupuk Sidoarjo so far still glued to the traditional concept, that is only focus on the fulfillment of quantity, while the quality factor is still not the main focus. In order to compete in the era of free market, SME kerupuk Sidoarjo must give main focus on food quality. The focus of food quality improvement can be done through the fulfillment of food quality requirements by applying Good Food Production Methods for Household Industries (GFPM-HI). The implementation of GFPM-HI was conducted on two SMEs Sidoarjo, namely UD Dua Kelapa and Sinar Jaya. The process of applying GFPM-HI, starting from the process of identifying gender analysis pathway (gap), designing compliance requirements, implementation, and evaluation process. The evaluation results still have some criteria that have not been optimal. Overall, the process of applying CPPB-IRT UD Dua Kelapa and Sinar Jaya shows an increase in compliance scores of more than 40.