Penelitian ini berfokus pada karakteristik kontekstual dalam menganalisis keberadaan Amien Rais sebagai figur politik yang menciptakan sebuah peluang dari sebuah gerakan populisme anti kemapanan. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk memahami gerakan populisme anti kemapanan yang dilakukan oleh Amien Rais. Penelitian ini menunjukkan bahwa Amien Rais melalui gerakan perlawanannya mengevaluasi kondisi sosial tertentu dalam konteks kebijakan politik, menciptakan fenomena terkait praktik demokrasi. Sikap populis Amien Rais, termanifestasi dalam narasi-narasi kerakyatan, membentuk posisi politik yang diharapkan lebih baik. Sebagai figur politik, Amien Rais mewakili gerakan politik dengan menggunakan narasi kerakyatan sebagai alat kritik terhadap pemerintahan Joko Widodo, yang dianggap mencerminkan kehendak rakyat dalam menghadapi kesenjangan status quo. Dengan landasan ideologi Islam, Partai Ummat menjadi partai pemurni (purifier) sesuai kerangka Lucardie, membedakan diri dari partai sebelumnya. Penelitian ini juga mendalami pengaruh wacana pengetahuan Islam pada perilaku Amien Rais tampak dari pendidikan dan latar belakang keluarganya di Muhammadiyah. Pendirian Partai Ummat menjadi hasil dari tindakannya yang tercermin dalam wacana pengetahuan Islam.