Latar Belakang: Batu saluran kemih (BSK) masih merupakan salah satu masalah tersering yang dihadapi urolog. Proteinuria dapat ditemukan pada kondisi gagal ginjal kronis (GGK), infeksi saluran kemih (ISK), keganasan, ataupun BSK. Protein urin diketahui berperan dalam proses supersaturasi dan agregasi BSK. Studi terkini menemukan hubungan protein marker urin dengan BSK pada level molekular setelah proses elektroforesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan proteinuria pada urinalisa dengan BSK.Metode: Penelitian ini adalah penelitian studi potong lintang dengan subjek pasien poli urologi di RSUD Kardinah, Tegal. Total sampel 200 pasien yang dikelompokkan menjadi 100 pasien BSK dan 100 pasien kontrol. Seluruh pasien dilakukan pemeriksaan ultrasound (USG) sebagai pemeriksaan diagnosis awal, kemudian dilakukan pemeriksaan urinalisa. Proteinuria dianggap positif untuk nilai protein urin +1 sampai +4 dan negatif pada nilai protein urin trace dan negatif. Variabel lain yang dianalisa adalah ISK, ph urin, usia, dan jenis kelamin.Hasil: Pasien laki-laki memiliki kecenderungan BSK yang lebih tinggi dibandingkan perempuan dengan rasio 1,8:1. Rentang usia kelompok BSK 23-78 tahun dan pada kelompok kontrol 17-85 tahun. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara proteinuria dengan BSK (p = 0,203). Terdapat hubungan antara ISK dengan BSK (p = 0,002) dan ph urin dengan BSK (p = 0,024). Terdapat hubungan antara ISK dengan proteinuria pada uji univariat dan multivariat (p = 0,000).Kesimpulan: Tidak didapatkan hubungan antara proteinuria dengan BSK. Terdapat hubungan antara proteinuria dengan ISK. Proteinuria muncul karena proses inflamasi pada kasus infeksi akibat batu. Penelitian lanjutan diperlukan untuk menentukan jenis protein urin yang menjadi inhibitor pada pasien non stone former dan jenis protein urin yang ditemukan pada stone former.