Status gizi anak, yang diukur melalui berat dan tinggi badan, mencerminkan keberhasilan pemenuhan nutrisi. Gizi buruk atau kurang, terutama di kalangan balita, berdampak serius pada kesehatan, pertumbuhan, perkembangan, dan produktivitas masa dewasa. Di Kecamatan Pringgarata, Puskesmas Bagu, lebih dari 4600 balita mengalami gizi kurang. Masalah ini diakibatkan oleh konsumsi pangan yang tidak memadai dan faktor ekologis seperti kemiskinan serta sanitasi yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk memantau status gizi anak melalui sistem klasifikasi otomatis. Melalui pendekatan k-means dan k-medoids, sistem ini membantu mengatasi permasalahan gizi dengan memantau balita menggunakan indikator pendukung. Harapannya, metode ini dapat membantu petugas puskesmas dalam pemantauan gizi balita secara berkala.