2020
DOI: 10.24198/jkk.v8i2.25732
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Komunikasi dan strukturasi gender petani di era revolusi industri 4.0

Abstract: Selama ini, struktur komunikasi antara buruh tani perempuan dan laki-laki masih bias. Hal ini mengakibatkan kesejahteraan buruh tani perempuan sangat jauh dibandingkan buruh tani laki-laki. Hal tersebut berakar dari struktur dominasi komunikasi laki-laki dalam pengelolaan dan penggarapan lahan Pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini menghadirkan pengalaman pengelola lahan pertanian perempuan sebagai wujud pemberdayaan petani perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain fenomenolog… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
2
0
2

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 2 publications
0
2
0
2
Order By: Relevance
“…Penelitian Hidayat et al (2021) pada usahatani jagung di Desa Duko Tambin menghasilkan pernyataan bahwa tahapan usahatani berupa pengolahan lahan dan penyemprotan dilakukan oleh laki-laki karena memerlukan kekuatan yang besar tahapan yang dirasa perlu menggunakan kekuatan. Penelitian Lestari et al (2020) pada petani di Weleri menyatakan bahwa kegiatan usahatani lebih banyak dilakukan laki-laki karena kapital dikuasai laki-laki serta terjadinya bias gender yang berpikiran bahwa petani perempuan lemah, tidak bisa mengoperasikan teknologi serta perannya sedikit dalam usahatani. Selain itu, laki-laki memiliki waktu yang lebih banyak untuk bekerja pada kegiatan produktif daripada perempuan yang harus membagi waktu untuk pekerjaan produktif dan reproduktif.…”
Section: Alokasi Kerjaunclassified
“…Penelitian Hidayat et al (2021) pada usahatani jagung di Desa Duko Tambin menghasilkan pernyataan bahwa tahapan usahatani berupa pengolahan lahan dan penyemprotan dilakukan oleh laki-laki karena memerlukan kekuatan yang besar tahapan yang dirasa perlu menggunakan kekuatan. Penelitian Lestari et al (2020) pada petani di Weleri menyatakan bahwa kegiatan usahatani lebih banyak dilakukan laki-laki karena kapital dikuasai laki-laki serta terjadinya bias gender yang berpikiran bahwa petani perempuan lemah, tidak bisa mengoperasikan teknologi serta perannya sedikit dalam usahatani. Selain itu, laki-laki memiliki waktu yang lebih banyak untuk bekerja pada kegiatan produktif daripada perempuan yang harus membagi waktu untuk pekerjaan produktif dan reproduktif.…”
Section: Alokasi Kerjaunclassified
“…Lumrahnya, profesi sebagai petani digeluti oleh seorang pria dan seorang wanita hanya sekedar membantu dalam prosesnya. Seperti yang diungkapkan oleh Lestari dan Setiawan dalam penelitiannya, bahwa petani laki-laki menguasai lahan pertanian yang disebabkan adanya struktur sosial yang masih berbias pada kaum laki-laki (Lestari & Setiawan, 2020). Akan tetapi, konsep ini tidak berlaku di Desa Kajuanak yang memiliki peran dominan dalam usaha bertani kunyit adalah seorang ibu.…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Karakteristik Petani Kunyit DI Desa Kaj...unclassified
“…Hidayat et al (2021) research on corn farming in Duko Tambin Village resulted from a statement that men carry out the farming stages in the form of land preparation and spraying because they require great strength, and the steps are considered to use force. Lestari & Setiawan's (2020) research on farmers in Weleri states that men mostly carry out farming activities because men control the capital, and there is a gender bias that thinks that women farmers are weak, cannot operate technology, and have a small role in farming.…”
Section: Enhance Labor Optimization To Increases Potato Productionmentioning
confidence: 99%