Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelestarian budaya yang dilakukan oleh masyarakat desa Pesedahan melalui tari wali krama murwa dalam tradisi usaba samba. Metode kualitatif dengan pendekatan etnografi melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tari wali merupakan tarian sakral yang berfungsi sebagai pelaksana upacara yadnya dan wajib ditarikan oleh penduduk asli setempat (krama murwa), tarian ini memiliki tiga bentuk yaitu Tari Pendet Lanang, Tari Pendet Tari Istri, dan Tari Rejang Lilit. Ketiga tarian ini memiliki makna untuk menyenangkan Ida Betara atau Hyang Kuasa (Tuhan) agar dapat memberikan berkah kemakmuran bagi masyarakat setempat.
This study aims to determine the cultural preservation carried out by the Pesedahan village community through the wali krama murwa dance in the usaba samba tradition. Qualitative method with an ethnographic approach through observation, interviews and documentation techniques. The results of the study explain that the wali dance is a sacred dance that functions as an executor of the Yadnya ceremony and must be danced by the local natives (krama murwa), this dance has three forms, namely the Pendet Lanang Dance, the Pendet Istri Dance and the Rejang Lilit Dance. These three dances have a meaning to please Ida Betara or Hyang Power (God) in order to give the blessing of prosperity to the local community.