2017
DOI: 10.29210/113400
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kondisi Kehidupan Rumah Tangga Pasangan Sebelum Bercerai dan Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian

Abstract: Abstratc Perkawinan bertujuan membangun keluarga yang harmonis, namun kenyataannya tidak demikian, sehingga mengakibatkan terjadinya perceraian. oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengungkap kondisi kehidupan rumah tangga pasangan sebelum berceerai dan faktor-faktor penyebab perceraiannya.Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) 65,71% kondisi usia pasangan baik, (2) 45,71% kondisi fisiologis pasangan cukup baik, (3) 71,43% kondisi psikologis pasangan kurang baik, (4) kondisi spiritual pasangan kurang ba… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2020
2020
2022
2022

Publication Types

Select...
7
1

Relationship

2
6

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…Perpisahan antara suami dan istri secara fisik bukanlah suatu hal yang mudah karena pasangan ini tidak akan bertemu secara langsung setiap harinya (Purnamasari, 2008). Memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan keinginan setiap pasangan yang akan menikah dan yang telah menjalani pernikahan, dan sejalan dengan (Sari et al, 2017) perkawinan atau pernikahan merupakan suatu hal yang berarti sehingga individu tidak menghadapinya begitu saja seperti menghadapi kehidupan sehari-hari, dengan adanya pernikahan ini agar terciptanya keluarga yang rukun, damai, bahagia, sejahtera dan sehat secara jasmani serta rohani. Sebagaimana yang disampaikan oleh (Irsandef et al, 2018) untuk mencapai kebahagiaan tersebut setiap pasangan harus mampu menyesuaikan diri dalam pernikahan sehingga memerlukan banyak penyesuaian yang mereka pahami dalam menjalani hubungan pernikahan jarak jauh ini agar terhindar dari konflik yang terjadi serta mampu meningkatkan subjective well-being bagi pasangan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perpisahan antara suami dan istri secara fisik bukanlah suatu hal yang mudah karena pasangan ini tidak akan bertemu secara langsung setiap harinya (Purnamasari, 2008). Memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis merupakan keinginan setiap pasangan yang akan menikah dan yang telah menjalani pernikahan, dan sejalan dengan (Sari et al, 2017) perkawinan atau pernikahan merupakan suatu hal yang berarti sehingga individu tidak menghadapinya begitu saja seperti menghadapi kehidupan sehari-hari, dengan adanya pernikahan ini agar terciptanya keluarga yang rukun, damai, bahagia, sejahtera dan sehat secara jasmani serta rohani. Sebagaimana yang disampaikan oleh (Irsandef et al, 2018) untuk mencapai kebahagiaan tersebut setiap pasangan harus mampu menyesuaikan diri dalam pernikahan sehingga memerlukan banyak penyesuaian yang mereka pahami dalam menjalani hubungan pernikahan jarak jauh ini agar terhindar dari konflik yang terjadi serta mampu meningkatkan subjective well-being bagi pasangan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sebanyak 35% jurnal menyatakan faktor penyebab perceraian adalah karena komunikasi yang buruk. Terdapat fakta bahwasannya komunikasi yang buruk menciptakan masalah yang lebih luas, seperti: salah satu pasangan tidak merasa dihargai, salah satu pasangan tidak bisa diajak berbagi, salah satu pasangan tidak ada saat dibutuhkan [16]. Komunikasi yang buruk juga disebabkan karena jarak tempat tinggal antar pasangan.…”
Section: Faktor Bercerai Karena Komunikasi Yang Burukunclassified
“…Perceraian menimbulkan dampak yang kompleks bagi pasangan yang bercerai maupun bagi anak sebagai keturunannya (Tartari, 2015;Sari, Taufik, & Sano, 2016;Ahrons, & Tanner, 2003;Lamb, Sternberg, & Thompson, 1997;Weaver, & Schofield, 2015). Meskipun perceraian di satu sisi dapat menyelesaikan suatu masalah rumah tangga yang tidak mungkin lagi diperbaiki, tetapi perceraian juga menimbulkan dampak negatif berkaitan dengan pembangunan ekonomi rumah tangga (Nasution, 2019), hubungan individu dan sosial antar dua keluarga menjadi rusak (Zaitun, 2018), dan yang lebih berat bagi berkaitan dengan perkembangan psikis anak yang pada suatu saat akan mempengaruhi perilakunya (Al Yakin, 2016;Srinahyanti, 2018).…”
Section: Jumlah Kasus Perceraian DI Indonesia Periode Tahun 2015-2018unclassified