2014
DOI: 10.20885/komunikasi.vol9.iss1.art5
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konflik Budaya Lokal Pada Masyarakat Di Pulau Flores (Sebuah Analisis Komunikasi Lintas Budaya)

Abstract: Abstract

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Peo melambangkan kesatuan dan persatuan bagi orang Nagekeo sehingga tata letak peo persis berada di tengah kampung. Selain itu, terdapat watu nabe yang berfungsi sebagai altar persembahan yang digunakan sebagai acara seremoni tradisional (Gobang, 2014). Usaha dalam mempersatukan masyarakat lahir dari pengalaman dan pergulatan dari orang Nagekeo sendiri yang ingin membangun relasi yang harmonis dengan sesama.…”
Section: Latar Belakang Lahirnya Pepatah "Modho Ne'e Hoga Meku Ne'e Doa"unclassified
“…Peo melambangkan kesatuan dan persatuan bagi orang Nagekeo sehingga tata letak peo persis berada di tengah kampung. Selain itu, terdapat watu nabe yang berfungsi sebagai altar persembahan yang digunakan sebagai acara seremoni tradisional (Gobang, 2014). Usaha dalam mempersatukan masyarakat lahir dari pengalaman dan pergulatan dari orang Nagekeo sendiri yang ingin membangun relasi yang harmonis dengan sesama.…”
Section: Latar Belakang Lahirnya Pepatah "Modho Ne'e Hoga Meku Ne'e Doa"unclassified
“…Berikut beberapa penelitian tentang tema sejenis (tema: tradisi membangun), yaitu: (Asriany, 2016 ); (Rosyadi, 2015). Berikut beberapa penelitian lokasi sejenis (lokasi: Kampung Nita, Kabupaten Sikka): (Kian, Rayawulan, Mberu, & Lily, 2018); (Gobang, 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sehubungan dengan terjadinya interaksi antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda dan menetap di satu wilayah atau pulau yang sama, yakni Pulau Flores, maka unsur-unsur budaya yang dapat berpengaruh satu terhadap yang lain adalah: pandangan dan tujuan hidup, konsep diri, norma dan aturan, bahasa (verbal dan nonverbal), konsep waktu, sejarah, mitologi, seni, lembaga sosial, dan artefak. Pulau Timor dan sekitarnya (termasuk Flores tentu saja) sebagai daerah melting point atau tempat peleburan berbagai suku bangsa (Kleden dalam (Gobang, 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified