Banda Aceh ialah Ibukota Provinsi Aceh yang paling banyak di tinggali oleh masyarakat Etnis Tionghoa. Sebagai daerah yang strategi dari zaman dahulu, Banda Aceh menjadi pusat perekonomian bagi masyarakat tanpa terkecuali etnis tionghoa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Secara keseluruhan subjek dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yang dilakukan wawancara secara mendalam yang kemudian dianalisis melalui model interaktif dari yang terdiri dari 4 jalur yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa nasionalisme etnis tionghoa dapat dikatakan tinggi hal ini terungkap berdasarkan data wawancara yang dikumpulkan. Nasionalisme etnis tionghoa ini tergambarkan mulai dari aktif berpartisipasi mereka dalam mengibarkan bendera merah putih, taat membayar pajak dan ikut upacara dan berpartisipasi. Selanjutnya pada aspek tanggung jawab, para etnis tionghoa memiliki toleransi antar umat beragama yang tinggi. Hal ini berdasarkan pada wawancara yang mendalam terhadap informan yang mengatakan bahwa mereka aktif menjaga keamanan dan kerukunan umat beragaman di kota Banda Aceh. Tingginya nasionalisme etnis tionghoa tidak terlepas dari kondisi lingkungan masyarakat aceh yang mendukung untuk perekonomian dan tempat yang toleransi. Kemudian perasaan nasionalisme masyarakat tionghoa tidak dapat hanya dilihat dari apa yang terlihat (tampak), tetapi nasionalisme tionghoa harus diterjemahkan sebagai keinginan mereka berada dan bersama-sama membangun serta menjaga negara Indonesia.