Diferensiasi terjadi dalam pembelajaran seni musik baik sebelum, semasa, dan sesudah pandemi. Artikel ini bertujuan untuk melihat perbandingan proses pembelajaran seni musik sebelum, semasa, dan sesudah pandemi COVID-19 di SMPK 2 Bina Bakti Bandung. Studi komparatif menjadi metode penelitian dengan pendekatan kualitatif naratif yang selanjutnya data dikumpulkan melalui observasi partisipasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian mengemukakan bahwa SMPK 2 Bina Bakti Bandung merupakan sekolah dengan kurikulum mandiri dimana manajemen pendidikannya dikelola oleh institusi pendidikan itu sendiri. Pembelajaran musik sebelum pandemi dilakukan secara intrakulikuler yang bersifat teori dan praktik dengan tujuan untuk mendidik siswa melalui musik yang evaluasinya difokuskan pada aspek afektif. Pada masa pandemi pembelajaran musik dalam satu topik materi diberlangsungkan selama empat pertemuan secara daring melalui platform pembelajaran online, evaluasi dalam satu topik dilakukan pada 3 pertemuan terakhir dengan tes dan latihan soal. Pembelajaran musik setelah pandemi kembali mengusung proses pembelajaran sebelum pandemi dengan tujuan siswa mampu memainkan alat musik dan menjawab minat dan keinginan mereka pada bidang musik. Perubahan proses pembelajaran 5 tahun kebelakang tidak sertamerta mengurangi minat siswa dan eksistensi pembelajaran seni musik. Simpulannya, manajememen proses pembelajaran musik berubah-ubah pada tiap masanya, disesuaikan dengan kurikulum independen dan terfokus pada visi MATIUS.