Konsep Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Paulus Dalam Efesus 4:17-32 Dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya

Abstract

Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama, menjelaskan konsep biblika mengenai manusia baru dalam perspektif Efesus pasal 4:17-32. Kedua, menjelaskan implementasi manusia baru dalam kehidupan orang percaya. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan hermeneutika metode eksegesis Alkitab dan penelitian literatur, dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis ialah mengadakan penelitian atau observasi terhadap Alkitab, dan sebagai sumber pendukung yaitu buku-buku, majalah, naskah, program bible study, dan eksplorasi internet yang ada hubungannya dengan konsep manusia baru. Adapun kesimpulan karya ilmiah "Konsep Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Paulus Dalam Efesus 4:17-32 Dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya" adalah: Pertama, manusia lama adalah manusia yang berjalan berdasarkan pengertiannya sendiri, tidak mengenal Allah, memiliki pikiran yang siasia, pengertiannya digelapkan, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, memiliki hati yang degil, hati tumpul, sehingga menyerahkan dirinya kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Kedua, manusia baru adalah manusia yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan, di mana orang-orang yang percaya kepada Kristus memiliki kedudukan baru yaitu dari kebinasaan dipindahkan kepada hidup yang kekal dan manusia yang terus diperbaharui serta dipersatukan dengan Kristus. Ketiga, sebagai manusia baru di dalam Kristus, orang percaya tidak lagi menjadi senjata-senjata kelaliman tetapi sebaliknya menjadi senjata-senjata kebenaran dan hidup memuliakan Allah.

Teologi Rahim Dalam Memori Kolektif Ritual Nyaki Dirit Selama Pandemi Covid-19

“…Selain itu berdoa sekaligus merupakan cara mendapatkan kekuatan dan cinta kasih Tuhan. 42 Sebagaimana yang telah dikatakan di atas yang berkaitan dengan kesepahaman yang membentuk definisi Teologi Rahim yang penulis angkat, yaitu penghormatan kepada Rahim Perempuan dan bingkai kesetaraan. Kerendahan hati Elizabeth dan menjunjung otoritas Ilahi yang berkuasa atas Rahim perempuan dan menempatkan Maria menjadi Ibu dari Tuhanku.…”

Pertumbuhan Rohani Berdasarkan 1 Petrus 2:1-4 dan Aplikasinya dalam Kehidupan Orang Percaya

“…Manusia baru tersebut memiliki makna bukan berarti manusia diciptakan dua kali dalam bentuk fisik, melainkan lebih merujuk kepada perubahan dari dalam yaitu perubahan karakter sebagai ciptaan baru di dalam Kristus di mana manusia yang sudah diperbaharuai oleh Roh Kudus tidak lagi hidup di dalam dosa dan pelanggaran hukum Allah atau diperbudak oleh dosa melainkan telah dimerdekakan dari segala keterikatan dan bentuk dosa, dan yang terpenting setelah itu manusia tersebut hidup kepada Allah serta memuliakan Allah di dalam seluruh market place hidupnya. 46 Namun ada saja ketidakseimbangan hidup antara spiritualitas dan intelektualitas yang terbukti sering mengganggu pertumbuhan pelayanan hambahamba Tuhan. Bahkan ketidakseimbangan itu bisa menjerumuskan bahkan membelokkan hamba Tuhan dalam kesesatan dan kejatuhan dalam dosa.…”

“…Sebagai manusia baru atau ciptaan baru yang dilahirakn oleh Roh Kudus di dalam Kristus, orang percaya seharusnya tidak lagi menjadikan dirinya senjata-senjata kelaliman tetapi sebaliknya menjadi senjata-senjata kebenaran dan hidup memuliakan Allah. 48 Inilah yang menjadi indikator orang percaya yang menerima penyatuan antara dirinya dan Kristus, dengan segala keyakinan membawanya memiliki sikap hati yang tulus ikhlas, keyakinan iman, hati yang sudah dibasuh dan berpegang pada pengakuan pengharapan pada Yesus. 49 Yang pasti, Allah memampukan umat-Nya untuk memahami penyataan Allah yang dinyatakan dalam Alkitab.…”