AbstrakTujuh perkataan Yesus di kayu salib merupakan tujuh ucapan yang mencakup seluruh pengajaran mengenai kasih Allah bagi manusia. Kasih yang sulit untuk dipahami, sulit untuk dimengerti secara tuntas karena ia melebihi kapasitas serta rasio pemikiran manusia yang terbatas. Pernyataan kasih itu disimpulkan sebagai berikut: Pertama, ucapan pengampunan yang diucapkan Yesus mengajarkan bahwa prinsip pengampunan adalah mengasihi musuh. Mendoakan dan mengharapkan dia bertobat serta mengampuni segala dosadosanya bukan berarti membiarkan dia berdosa terus menerus. Ucapan pengampunan yang diucapkan oleh Yesus ialah bukan supaya orang-orang yang didoakan diampuni tanpa pertobatan tetapi supaya mereka diampuni melalui pertobatan. Kedua, dalam perkataan-Nya yang kedua, Yesus menjamin orang berdosa yang bertobat dan percaya kepada-Nya akan bersama-sama dengan Dia di Firdaus. Seruan jaminan kepastian yang diucapkan Yesus merupakan bentuk kasih yang menyelamatkan. Ketiga, Yesus adalah Allah yang peduli terhadap penderitaan umat yang dikasihi-Nya. Orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan memiliki tanggung jawab untuk melakukan segala perintah Tuhan dan dalam segala hal mengasihi sesama. Keempat, Seruan ini mengajarkan mengenai kuasa dosa yang dahsyat sehingga Allah Bapa merelakan Anak-Nya yang sangat Ia kasihi, memikul beban dosa tanpa pertolongan dan perlindungan. Kelima, ucapan kelima inilah satu-satunya ucapan yang berhubungan dengan kesakitan jasmani yang Ia ucapkan dari atas kayu salib. Rasa haus Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah benar-benar manusia. Ia adalah sumber air hidup yang rela menderita agar dapat menyelamatkan mereka yang datang kepada-Nya. Keenam, ucapan keenam ini bukanlah teriakan kekalahan, melainkan teriakan kemenangan. Ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa hingga akhir hidup-Nya menandakan kasih-Nya yang begitu besar bagi manusia. Inilah kasih yang taat sampai mati. Ketujuh, ucapan terakhir Yesus menjelang kematian-Nya adalah sebuah doa. Di dalam doa-Nya itu Ia mengajarkan orang percaya bagaimana menghadapi kematian. Bentuk kasih yang penuh, terkandung di dalam penyerahan total kepada Allah.
Masalah yang dihadapi gereja-gereja hari ini adalah berkurangnya minat kaum muda terhadap kegiatan gereja. Gereja perlu mengevaluasi pelayanan pemuda yang sudah dilaksanakan selama ini, untuk dapat melihat tingkat keefektifan setiap kegiatan yang dilakukan untuk dapat menjangkau generasi muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan pemuda yang berbasis kontekstual terhadap pertumbuhan Gereja Kemah Injil Indonesia di Kota Samarinda. Penulis menggunakan metode analisis linear berganda untuk melihat pengaruh pelayananan pemuda berbasis kontekstual terhadap pertumbuhan gereja. Setelah melakukan penelitian, ditemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pelayanan pemuda berbasis kontekstual terhadap pertumbuhan kuantitas Gereja Kemah Injil Indonesia di Kota Samarinda. Pelayanan pemuda yang berbasis kontekstual adalah sebuah jawaban yang perlu dipertimbangakan agar gereja dapat melaksanakan pelayanan yang relevan dengan kehidupan kaum muda modern yang hidup dalam culture kemajuan informasi digital yang sangat cepat. Pelayanan pemuda yang berbasis kontekstual dapat membantu pelayanan gereja menjadi efektif bagi pengjangkauan generasi milenial.
Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama, menjelaskan konsep biblika mengenai manusia baru dalam perspektif Efesus pasal 4:17-32. Kedua, menjelaskan implementasi manusia baru dalam kehidupan orang percaya. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan hermeneutika metode eksegesis Alkitab dan penelitian literatur, dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis ialah mengadakan penelitian atau observasi terhadap Alkitab, dan sebagai sumber pendukung yaitu buku-buku, majalah, naskah, program bible study, dan eksplorasi internet yang ada hubungannya dengan konsep manusia baru. Adapun kesimpulan karya ilmiah "Konsep Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Paulus Dalam Efesus 4:17-32 Dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya" adalah: Pertama, manusia lama adalah manusia yang berjalan berdasarkan pengertiannya sendiri, tidak mengenal Allah, memiliki pikiran yang siasia, pengertiannya digelapkan, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, memiliki hati yang degil, hati tumpul, sehingga menyerahkan dirinya kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Kedua, manusia baru adalah manusia yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan, di mana orang-orang yang percaya kepada Kristus memiliki kedudukan baru yaitu dari kebinasaan dipindahkan kepada hidup yang kekal dan manusia yang terus diperbaharui serta dipersatukan dengan Kristus. Ketiga, sebagai manusia baru di dalam Kristus, orang percaya tidak lagi menjadi senjata-senjata kelaliman tetapi sebaliknya menjadi senjata-senjata kebenaran dan hidup memuliakan Allah.
Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah: Pertama, menjelaskan konsep biblika mengenai manusia baru dalam perspektif Efesus pasal 4:17-32. Kedua, menjelaskan implementasi manusia baru dalam kehidupan orang percaya. Penulisan karya ilmiah ini menggunakan hermeneutika metode eksegesis Alkitab dan penelitian literatur, dan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis ialah mengadakan penelitian atau observasi terhadap Alkitab, dan sebagai sumber pendukung yaitu buku-buku, majalah, naskah, program bible study, dan eksplorasi internet yang ada hubungannya dengan konsep manusia baru. Adapun kesimpulan karya ilmiah "Konsep Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Paulus Dalam Efesus 4:17-32 Dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya" adalah: Pertama, manusia lama adalah manusia yang berjalan berdasarkan pengertiannya sendiri, tidak mengenal Allah, memiliki pikiran yang siasia, pengertiannya digelapkan, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, memiliki hati yang degil, hati tumpul, sehingga menyerahkan dirinya kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Kedua, manusia baru adalah manusia yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan, di mana orang-orang yang percaya kepada Kristus memiliki kedudukan baru yaitu dari kebinasaan dipindahkan kepada hidup yang kekal dan manusia yang terus diperbaharui serta dipersatukan dengan Kristus. Ketiga, sebagai manusia baru di dalam Kristus, orang percaya tidak lagi menjadi senjata-senjata kelaliman tetapi sebaliknya menjadi senjata-senjata kebenaran dan hidup memuliakan Allah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.