Kontribusi Dan Kendala Pelaksanaan Apikultur Di Desa Pendua Kabupaten Lombok Utara

Abstract

Pemanfaatan nilai guna suatu lahan merupakan suatu hal yang penting di tengah terbatasnya ketersediaan. Untuk memaksimalkannya, maka dapat dikombinasikan dengan hewan seperti lebah yang saat ini banyak dikembangkan di Kabupaten Lombok Utara, terutama Desa Pendua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi madu lebah Trigona sp., kendala pelaksanaan apikultur beserta solusinya. Metode pengambilan data menggunakan purposive sampling pada 26 pekarangan apikultur. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan madu lebah Trigona sp. dihargai Rp. 150.000 per 600 ml. Kendala yang dijumpai yaitu ketersediaan pakan, serangan hama, keahlian petani, pencurian, dan gempa. Solusi yang dapat diberikan yaitu pengayaan dan pembaruan pakan, pelatihan dan pembinaan, kelompok tani lebah, serta pengawasan terhadap hama.

Pemberdayaan Kelompok Tani Hutan AOK melalui Budidaya Lebah Trigona SP dengan Inovasi Pemanfaatan Limbah Non B3 berupa Pipa PMK dan Plat Tangki

“…Lebah Trigona atau yang biasa juga disebut dengan lebah klanceng memiliki warna hitam dengan ukuran tubuh relative kecil dibandingkan dengan lebah genus Apis. Lebah Trigona juga merupakan lebah yang tidak memiliki sengat sebagai alat pertahanan, mereka akan mengurumuni sumber pengganggu sebagai alat pertahanan diri mereka (Maya et al, 2023;Michener, 2022). Trigona Sp merupakan lebah sosial sejati (eusocial) yang terdiri dari 374 spesies yang telah teridentifikasi dan terdistribusi di daerah tropik (Amini et al, 2022;Rispawati et al, 2021b).…”