“…Balita (anak yang mempunyai umur kurang dari lima tahun) di negara Indonesia sebanyak 16% menderita gangguan perkembangan otak dan saraf mulai dari gangguan ringan sampai ke gangguan berat, kemudian sekitar 2 dari 1.000 bayi menderita gangguan perkembangan motoriknya sehingga diperlukan penegakkan diagnosis yang cepat dan dilakukan terapi dalam proses penyembuhannya. Beberapa komponen yang memberikan pengaruh masalah perkembangan dari motorik kasar, adalah faktor genetik, faktor zat dalam tubuh (hormonal), komponen sosial dan bidang ekonomi, faktor cuaca dan iklim, derajat kegiatan anak, ekonomi, cacat dari lahir dan faktor status pada gizi (Fatriasari 2018). Untuk melakukan penilaian dari status gizi pada balita, memakai standar acuan dari World Human Organization yang menggunakan National Center for Health Statistic standart diantaranya adalah menilai ukuran badan menurut umur (BB/UU), ukuran badan berdasarkan penjang badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan menggunakan klasifikasi baik (normal), tidak gemuk dan lebih (gemuk) (Kemenkes RI 2018).…”