2022
DOI: 10.55606/klinik.v1i2.622
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Korelasi Status Gizi Dengan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Balita

Abstract: Perkembangan motorik harus diperhatikan karena merupakan awal dari kecerdasan dan emosional anak. Perkembangan motorik kasar membutuhkan nutrisi atau makanan agar bisa menghasilkan gerakan yang terkoordinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar anak. Metode yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 44 anak yang berusia 1-24 bulan yang dibawa oleh ibu atau pengasuh keposyandu dengan keadaan sehat… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 6 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Balita (anak yang mempunyai umur kurang dari lima tahun) di negara Indonesia sebanyak 16% menderita gangguan perkembangan otak dan saraf mulai dari gangguan ringan sampai ke gangguan berat, kemudian sekitar 2 dari 1.000 bayi menderita gangguan perkembangan motoriknya sehingga diperlukan penegakkan diagnosis yang cepat dan dilakukan terapi dalam proses penyembuhannya. Beberapa komponen yang memberikan pengaruh masalah perkembangan dari motorik kasar, adalah faktor genetik, faktor zat dalam tubuh (hormonal), komponen sosial dan bidang ekonomi, faktor cuaca dan iklim, derajat kegiatan anak, ekonomi, cacat dari lahir dan faktor status pada gizi (Fatriasari 2018). Untuk melakukan penilaian dari status gizi pada balita, memakai standar acuan dari World Human Organization yang menggunakan National Center for Health Statistic standart diantaranya adalah menilai ukuran badan menurut umur (BB/UU), ukuran badan berdasarkan penjang badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan menggunakan klasifikasi baik (normal), tidak gemuk dan lebih (gemuk) (Kemenkes RI 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Balita (anak yang mempunyai umur kurang dari lima tahun) di negara Indonesia sebanyak 16% menderita gangguan perkembangan otak dan saraf mulai dari gangguan ringan sampai ke gangguan berat, kemudian sekitar 2 dari 1.000 bayi menderita gangguan perkembangan motoriknya sehingga diperlukan penegakkan diagnosis yang cepat dan dilakukan terapi dalam proses penyembuhannya. Beberapa komponen yang memberikan pengaruh masalah perkembangan dari motorik kasar, adalah faktor genetik, faktor zat dalam tubuh (hormonal), komponen sosial dan bidang ekonomi, faktor cuaca dan iklim, derajat kegiatan anak, ekonomi, cacat dari lahir dan faktor status pada gizi (Fatriasari 2018). Untuk melakukan penilaian dari status gizi pada balita, memakai standar acuan dari World Human Organization yang menggunakan National Center for Health Statistic standart diantaranya adalah menilai ukuran badan menurut umur (BB/UU), ukuran badan berdasarkan penjang badan (BB/TB) dan tinggi badan menurut umur (TB/U) dengan menggunakan klasifikasi baik (normal), tidak gemuk dan lebih (gemuk) (Kemenkes RI 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian ini mempunyai lingkup penelitian hanya pada balita di Posyandu Desa Ketimang Wonoayu, sedangkan hipotesa penelitian yaitu terdapat hubungan perkembangan motorik kasar dengan status gizi pada balita. (Fatriasari 2018). Bahwa kemampuan motorik kasar pada anak yang tidak sebanding dengan usianya dikarenakan oleh dorongan maupun rangsangan yang dilakukan orangtua kurang dan dapat mengakibatkan anak akan tidak berhasil berkembang namun sedangkan apabila diberikan stimulasi dengan baik maka dari itu pkembangan motorik pada balita baik pula serta dapat disertai dengan gizi baik pula.…”
Section: Pendahuluanunclassified