2016
DOI: 10.22146/jik.16513
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kualitas Pengeringan Kayu Mahoni pada Berbagai Variasi Kerapatan Incising dengan Dua Skedul Pengeringan Suhu tinggi

Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi variasi kerapatan incising dan dua skedul pengeringan terhadap kecepatan dan cacat-cacat pengeringan kayu mahoni, serta mengetahui pengaruh variasi kerapatan incising terhadap kekuatan lengkung statik kayu mahoni yang telah dikeringkan. Tiga pohon mahoni (Swietenia mahagony) berdiameter 300-350 mm ditebang dan selanjutnya dibelah dan dibuat menjadi balok dengan ukuran 60 mm × 100 mm dengan panjang 500 mm untuk dijadikan sampel pengeringan. D… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 6 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Kayu akan menyesuaikan kadar air sesuai lingkungannya dalam rentang 6-20% (W. Istikowati et al, 2019). Air pada kayu akan berpindah lebih cepat ke lubang pada kayu dibandingkan bergerak ke luar permukaan (Listyanto et al, 2016). Pengeringan tanur merupakan pengeringan dalam tanur yang menguntungkan karena menghemat waktu, menghasilkan kayu yang lebih berkualitas, dan sesuai kebutuhan (Pusat Pelatihan Kejuruan Industri, 1979).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kayu akan menyesuaikan kadar air sesuai lingkungannya dalam rentang 6-20% (W. Istikowati et al, 2019). Air pada kayu akan berpindah lebih cepat ke lubang pada kayu dibandingkan bergerak ke luar permukaan (Listyanto et al, 2016). Pengeringan tanur merupakan pengeringan dalam tanur yang menguntungkan karena menghemat waktu, menghasilkan kayu yang lebih berkualitas, dan sesuai kebutuhan (Pusat Pelatihan Kejuruan Industri, 1979).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kadar air yang semakin menurun menyebabkan perbedaan penyaluran kadar air yang cukup tajam dari permukaan yang terpapar suhu tinggi ke bagian dalam kayu sehingga membuat retak hingga pecah. Selain kadar air yang menurun, suhu yang tinggi juga menurunkan sifat mekanika kayu tersebut (Listyanto et al, 2016) Berdasarkan Tabel 2 kadar air serasah Angsana dapat dilihat berkisar dari 1,88% sampai 33,62%. Kadar air tanah pada lapisan atas dinilai sangat penting terhadap penilaian kekeringan dan pada penelitian ini kadar air angsana adalah 15,02 %.…”
Section: Metode Penelitianunclassified
“…Sementara itu, cacat retak permukaan tidak dijumpai pada kayu jati untuk perlakuan panas baik 2 jam maupun 6 jam. Penelitian Listyanto et al, (2016) pada kayu mahoni yang memiliki pola sebaran sel yang sejenis dengan jati memiliki jumlah retak permukaan relatif kecil dan cenderung menutup setelah proses pemanasan. Penurunan cacat retak permukaan diduga terjadi akibat adanya tegangan tekan pada permukaan kayu (Tenorio et al, 2012).…”
Section: Evaluasi Cacat Pengeringan Setelah B Pemanasanunclassified