The objective of this study was to evaluate the effect of molasses as carbohydrate source and inoculums of lactic acid bacteria (LAB) incubated from PO cattle's rumen fluid on the quality of Napier grass (pennisetum purpureum) silages. The research was conducted at Gemawang village Jambu District Semarang Regency. Feed analysis was carried out in Laboratory Biochemical Nutrition, Animal Feed Science, Animal Science Faculty, Gadjah Mada University. This study was assigned into Completely Randomized Design with 4 treatments and 3 replicated.The treatments were addition of molasses and LAB level into the Napier grass; 0, 1, 3 and 5% (w/w) and incubated for 30 days Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and the significant effect was tested by Duncan ,s Multiple Range Test. The results showed that the addition of 1 -5% molases significantly affected (P<0,05) lactic acid content, pH, and NH3 concentration. Increasing level of molases significantly (P<0,05) increased lactic acid content, decreased pH and NH3 concentration of Napier grass silage. However, among the treatment groups of 1, 3 and 5 % of molases was not significant (P<0,05) different on the lactic acid content, pH and NH3 concentration. Dry matter and organic matter content of Napier grass silage were not significantly (P<0,05) affected by treatments . Peternak pada umumnya sering mengalami permasalahan kekurangan atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak segar sebagai pakan ternak. Salah satu cara penanggulangan yang dilakukan peternak adalah dengan memberikan pakan seadanya yang diperoleh dengan mudah di sekitarnya tampa melihat baik buruk kandungan nutrisinya. Pemberian pakan ternak seadanya sangat mempengaruhi prduktivitas ternak seperti pertumbuhan , penambahan berat badan terlambat, rendah tingkat birahi dan terganggunya siklus reproduksi serta turunnya produksi susu (Parakkasi, 1999) Pada musim hujan, dijumpai hijauan makanan ternak yang berlimpah sebaliknya pada musim panas kekurangan hijauanCorresponding author: ismail_jasin@ymail.com makanan ternak, sehingga upaya pengawetan hijauan segar yang disebut silase diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan kekurangan hijauan segar pada musim kesulitan pakan. Selain itu, pembuatan silase dimaksud untuk mempertahankan kualitas atau bahkan meningkatkan kualitas hijauan makanan ternak. Hal ini sangat penting karena produktivitas ternak merupakan fungsi dari ketersediaan pakan dan kualitas (Leng, 1991) Kurangnya kadar gula terlarut dalam proses ensilase menyebabkan bakteri asam laktat kekurangan asupan energy untuk melakukan aktivitasnya, sehingga bakteri asam laktat menggunakan zat-zat lain yang terkandung dalam hijauan yang memungkinkan digunakan sebagai sumber energy dan menyebabkan berkurangnya nilai nutrisi hijauan tersebut. Untuk menjamin keberhasilan