Area development leads to land use changes that may cause surface runoff increases. These alterations are responsible for flood and inundation in certain areas. Soil and Water Assessment Tool (SWAT) can be used to perform a rainfall-runoff model. Hence, the flow change can be estimated comprehensively. To ensure the reliability of the model, calibration and validation are required. The calibration and validation stages were conducted using SUFI-2 (Sequential Uncertainty Fitting Version 2) method to determine the most influential or sensitive parameter. Meanwhile, the reliability test was assessed using the 𝑹 𝟐 , NSE, and PBIAS methods. The reliability test for the calibration and validation provides a good result. In advance, this research shows that the increase in forest area may decrease the peak flow during flood occurrence.Kata kunci: SWAT, SUFI-2, hujan-aliran, kalibrasi, validasi Abstrak Berkembangnya suatu kawasan menyebabkan terjadinya perubahan tata guna lahan sehingga mengakibatkan peningkatan limpasan permukaan. Perubahan ini bertanggung jawab atas terjadinya banjir dan genangan di daerah tertentu. Soil and Water Assessment Tool (SWAT) dapat digunakan untuk memodelkan hujan-aliran. Oleh karena itu, perubahan aliran dapat diperkirakan secara komprehensif. Untuk memastikan keandalan model, diperlukan kalibrasi dan validasi. Tahapan kalibrasi dan validasi dilakukan dengan menggunakan metode SUFI-2 (Sequential Uncertainty Fitting Version 2) untuk mengetahui parameter yang paling berpengaruh atau sensitif, sedangkan uji keandalan dinilai menggunakan 𝑹 𝟐 , NSE, dan PBIAS. Nilai uji keandalan tahap kalibrasi dan validasi memberikan hasil kategori yang baik. Selanjutnya, penelitian ini menunjukan dengan meningkatkan luasan kawasan hutan mampu menurunkan debit puncak saat terjadi banjir.