Artikel ini memaparkan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berangkat dari ancaman pandemi siber. Isu kejahatan siber terhadap anak baik pornografi dan prostitusi di ranah daring sebagai cybercrime berpotensi menjadi wabah selanjutnya yang akan dihadapi. Ancaman ini perlu dihadapi warga negara dengan pengetahuan dan keterampilan yang mencukupi. Warga Jawa Barat juga memiliki kondisi dan kebutuhan yang serupa terkait tantangan teknologi digital tersebut. Melalui paradigma Pendidikan Gerakan Semesta, yaitu seluruh komponen masyarakat perlu ikut terlibat untuk bersama mendidik dan menyebarkan kesadaran tentang tantangan kehidupan sosial di era digitalisasi. Maka, konsep dan rancang bangun Digital Intelligence, khususnya Digital Citizenship Intelligence yang dikembangkan oleh DQ Institute bisa diaplikasikan dalam mencegah terjadinya kejahatan siber. Artikel ini memaparkan strategi yang dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut adalah pemberdayaan Komunitas Literasi yakni Forum Taman Baca Masyarakat Jawa Barat dan Guru Sekolah Dasar yang terlibat di dalamnya. Pemberdayaan ini merupakan wujud community partnership dalam menghadapi serta mencegah cyber-risk pada masyarakat di Jawa Barat. Civic Engagement sebagai salah satu norma di mana seluruh warga ikut terlibat dengan pengetahuan, keterampilan, komitmen, dan motivasi untuk melakukan perubahan sosial, bisa terwujud dengan kolaborasi dengan Taman Baca sebagai salah satu situs kewarganegaraan. Maka, Webinar dilaksanakan dengan teman yang relevan dilaksanakan untuk menyebarkan kesadaran akan pandemi siber yang mulai terjadi ini. Kegiatan ini menghasilkan model pemberdayaan hipotetis untuk dikembangkan kembali dalam kerangka gotong royong melalui digital civic engagement. Akademisi, guru, masyarakat, dan pemerintah perlu dirajut oleh teknologi untuk membuat perubahan sosial sesuai harapan.