ABSTRAKPenelitian transportasi lobster air tawar hidup sistem kering dengan perlakuan kepadatan dan durasi dalam kondisi transportasi terhadap kelulusan hidup lobster telah dilakukan. Sebelum dikemas, lobster dipingsankan secara langsung dengan memasukkan ke dalam air dingin suhu 12 o C selama 45 menit. Lobster kemudian dikemas dalam kotak plastik yang dialasi dengan spons basah dengan kepadatan bervariasi (masing-masing 6 dan 8 ekor lobster ukuran 35-50 g/ekor dalam setiap kotak plastik). Kotak plastik kemudian dimasukkan ke dalam kotak styrofoam yang masing-masing kotak diisi dengan 6 kotak plastik. Lobster ditransportasikan dengan mobil dari Jakarta ke Lampung, pada hari ke-4 kembali ke Jakarta dan diamati pada hari ke-5, 6, dan 7. Pengamatan dilakukan terhadap penurunan bobot lobster dan kelulusan hidup lobster dengan mencatat mortalitasnya setelah dibugarkan kembali selama 1 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan berpengaruh terhadap menurunnya tingkat kelulusan hidup dan bobot lobster selama dalam kondisi transportasi. Kemasan dengan kepadatan 6 ekor/kotak plastik menghasilkan kelulusan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan kemasan dengan kepadatan 8 ekor/kotak plastik. Semakin lama waktu dalam kondisi transportasi, semakin rendah kelulusan hidup dan bobot lobster. Durasi dalam kondisi transportasi sampai 7 hari dapat menurunkan bobot lobster sampai 10%. Transportasi lobster dengan kepadatan 6 ekor/kotak plastik selama 6 hari menghasilkan kelulusan hidup 97% dan tetap sehat setelah dibugarkan kembali. Oleh karena itu, lobster air tawar sebaiknya ditransportasikan dengan durasi tidak lebih dari 6 hari.
ABSTRACT: Effect of density and duration under dry system transportation condition on the survival rate of freshwater lobster (Cherax quadricarinatus). By: Theresia Dwi Suryaningrum, Diah Ikasari and SyamdidiResearch on the freshwater lobster dry system transportation has been carried out to study the effects of density and duration under transportation condition on the survival rate. Lobsters Untuk transportasi lobster air tawar hidup diperlukan teknologi transportasi yang dapat digunakan untuk kepentingan ekspor, yaitu dengan jarak tempuh yang jauh dan kapasitas tinggi yang mampu mempertahankan lobster tetap hidup sampai di negara tujuan dengan biaya angkut yang lebih murah. Pada transportasi dengan menerapkan suhu rendah dan lingkungan yang cukup lembab, lobster air tawar dapat bertahan hingga lebih dari 48 jam (Anon., 2007). Jika penanganan dan teknik transportasi yang diberikan tidak sesuai, maka dapat menyebabkan tingkat kematian lobster selama transportasi menjadi tinggi.Agar derajat kelulusan hidup lobster tetap tinggi setelah sampai ke tempat tujuan, maka lobster harus dikondisikan dalam aktivitas dan metabolisme rendah. Semakin lama lobster bertahan hidup maka semakin luas jangkauan distribusinya. Pada dasarnya dalam transportasi ikan hidup, suhu rendah merupakan faktor yang sangat penting untuk menentukan tingkat kelulusan hidup selama transportasi (Berka, 1986). Beberapa peneliti...