Batik adalah salah satu seni budaya khas Indonesia yang telah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Akan tetapi eksistensi seni budaya batik mengalami banyak tantangan baik dari luar seperti adanya klaim sebagai budaya milik negara tetangga, maupun tantangan dari dalam yaitu rendahnya minat generasi muda terhadap batik karena dipersepsikan sebagai hal yang kuno dan tidak update. Di tengah tantangan tersebut, Identix batik Semarang tumbuh menjadi gerakan masyarakat untuk mempertahankan eksistensi batik pada kalangan generasi muda dengan menggaungkan produk “batik milenial”. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui latar belakang Identix Batik melakukan pelestarian budaya melalui inovasi batik milenial, serta untuk menjelaskan proses reproduksi budaya yang berlangsung dalam wujud batik milenial. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan melakukan observasi di rumah produksi batik serta wawancara dengan pendiri usaha, desainer dan konsumen milenial. Data dianalisis dengan menggunakan konsep reproduksi budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Identix Batik melakukan upaya pelestarian budaya melalui inovasi batik milenial karena upaya pelestarian yang paling efektif adalah dengan melibatkan generasi muda sebagai generasi pewaris budaya sehingga memunculkan inovasi batik milenial yang memadukan tradisionalitas batik dengan modernitas generasi muda. Upaya tersebut mendorong terjadinya reproduksi budaya batik baik dalam aspek reproduksi motif maupun dalam aspek desain fashion. Reproduksi budaya batik milenial tersebut menjadikan Identix Batik dapat melestarikan sekaligus menginovasikan batik sehingga lebih disukai generasi muda.