Logika Peralihan Suara dalam Pilkada: Analisis Kepemimpinan Politik dan Nilai Demokrasi

Abstract

Studi ini berangkat dari kegagalan petahana dalam Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Tahun 2020 di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Penelitian bertujuan mengungkap logika peralihan suara kepada kandidat penantang dengan mengeksplorasi kepemimpinan politik, kondisionalitas konteks lokal, dan refleksinya terhadap nilai-nilai demokrasi. Untuk itu, penelitian ini menerapkan metodologi kualitatif dengan metode analisis observasional dalam kajian kepemimpinan politik. Studi ini menemukan evaluasi kandidat berupa rendahnya kepuasan warga terhadap kinerja kepemimpinan kandidat petahana (2015-2020) sebagai alasan peralihan suara. Evaluasi menghasilkan pula persepsi negatif pemilih terhadap calon wakil bupati petahana karena sejumlah persoalan etis. Argumen penting lainnya karena kedekatan emosional antara pemilih dan kandidat penantang. Nalar peralihan suara tersebut merefleksikan pemenuhan nilai-nilai demokrasi, yaitu nilai intrinsik, instrumental, kompetitif, partisipatif, dan deliberatif. Riset ini memperluas logika peralihan suara karena alasan kedekatan emosional. Dalam kajian perilaku memilih, kedekatan emosional bisa diinterpretasikan sebagai wujud keterikatan atau loyalitas yang membentuk persepsi pemilih tentang kandidat, dan memperluas teori keterikatan kepada partai politik. Pun, temuan tersebut berpotensi mengembangkan nilai demokrasi yang selama ini lebih banyak didominasi penjelasan rasional, seperti evaluasi kandidat. Demokrasi sebaiknya dipandang pula sebagai ruang ekspresi kedekatan emosional antara warga dan pemimpin. Aspirasi politik tak selalu berkonsekuensi pada janji materi, melainkan mencakup juga pemenuhan sisi emosional para pemilik suara.

Politik Islam di Indonesia: Ideologi Partai Masyumi Masa Orde Lama dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Masa Reformasi

“…Jika fenomena politik Islam periode awal kemerdekaan atau masa pemerintahan Orde Lama ada Masyumi, maka berbeda halnya dengan periode Reformasi terdapat partai politik yang bernama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) (Andrias, Kusmayadi, & Agung, 2017). Partai PKB merupakan partai yang tergolong unik dari segi ideologi.…”

Analysis on Anies Baswedan's leadership as Jakarta's governor through Instagram on 2021-2022

“…In conducting research related to political leadership, there is a need for a clear distinction between administrative or structural leadership, with leadership oriented to political leadership (Watkins & Clevenger, 2021). Thus, it should be emphasised that in this study in addition to the concept of leadership, the concept of political leadership must also be understood (Sobari, 2022).…”

“…This has led to the rise of various perspectives in political leadership. According to Peter G. Northhouse, political leadership is viewed as a process in which influence exists, with a group background that has elements to achieve goals (Sobari, 2022). Thus, the concept of political leadership is different from the concept of leadership management in informal organisations and other private organisations that do not gain legitimacy from the people (Nasih, 2018).…”