2014
DOI: 10.24198/jkk.v2i1.6053
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Makna Pariwisata Pulau Kemaro menurut Pengunjung dan Perilaku Komunikasinya

Abstract: ABSTRAKPenelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji dan menjelaskan bagaimana pengunjung memaknai pariwisata pulau Kemaro dan mengetahui bagaimana perilaku komunikasi pengunjung pariwisata pulau Kemaro. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian terdiri dari enam orang informan yang terdiri dari 3 orang pelancong budaya dan 3 orang pelancong religi yang diambil secara purposive. Hasil dari penelitian menunjukkan, pengunjung pariwisata pulau Kemaro yan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2018
2018
2022
2022

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Pulau kemaro merupakan satu-satunya pulau yang menjadi tempat wisata yang berada dikota Palembang. Pulau ini juga memiliki nama yang cukup menarik yaitu Pulau Kemaro yang berarti pulau yang tak pernah banjir atau tak tergenang air disaat musim penghujan sekalipun (Maharani, 2014). Walaupu keberadaan Pulau Kemaro berada di tengah-tengah Sungai Musi keberadaannya sekalipun tidak membuat Pulau Kemaro tenggelam saat Sungai Musi pasang.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pulau kemaro merupakan satu-satunya pulau yang menjadi tempat wisata yang berada dikota Palembang. Pulau ini juga memiliki nama yang cukup menarik yaitu Pulau Kemaro yang berarti pulau yang tak pernah banjir atau tak tergenang air disaat musim penghujan sekalipun (Maharani, 2014). Walaupu keberadaan Pulau Kemaro berada di tengah-tengah Sungai Musi keberadaannya sekalipun tidak membuat Pulau Kemaro tenggelam saat Sungai Musi pasang.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Oleh karena itu, menurut Hadi, "berkat kearifan lokal mereka dapat melangsungkan kehidupannya, bahkan dapat berkembang secara berkelanjutan (sustainable development)" (Permana, 2010). Kearifan lokal ini menjadi objek wisata yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka memenuhi keinginan wisatawan dalam berwisata secara spiritual, karena berdasarkan hasil penelitiannya, Maharani mengungkapkan bahwa pada dasarnya "motif pelancong budaya dan pelancong religi mencari ketenangan, kesenangan, ketertarikan pada sejarah, dan untuk berkumpul dengan keluarga" (Maharani, 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berjalannya kolaborasi di antara berbagai pihak dalam mengembangkan destinasi wisata berbasis budaya atau kearifan lokal di Pangandaran tersebut tidak lepas dari faktor perilaku komunikasi. Maharani memaparkan bahwa perilaku komunikasi merupakan setiap aktivitas yang bertujuan untuk mencari dan memperoleh informasi dari berbagai sumber dan untuk menyebarluaskan informasi kepada pihak manapun yang memerlukan (Maharani, 2014). Hal ini penting, karena komunikasi dapat membangun pemahaman yang tentang informasi yang disampaikan.…”
Section: Rothenbuhler Dan Coman Menekankan Bahwaunclassified