2018
DOI: 10.21831/ltr.v17i3.19990
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Makna Realisme Magis Dalam Novel Jours De Colère Dan ’enfant Méduse Karya Sylvie Germain

Abstract: AbstrakDalam sastra, realisme magis dianggap sebagai alat yang ampuh untuk menunjukkan perlawanan terhadap kolonialisme dan neokolonialisme, terutama di negara berkembang yang sebagian besar masyarakatnya digambarkan masih menderita akibat efek destruktif kolonialisme. Penelitian bertujuan mendeskripsikan makna realisme magis dalam novel Jours de Colère dan l’Enfant Méduse karya Sylvie Germain. Berbeda dengan definisi genre fantastique (Todorov, 1970), realisme magis hadir sebagai bagian wajar dan tak terpisah… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 1 publication
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Gagasan Farida (2017) juga terbatas pada ekologi sastra puisi perempuan sehingga belum memberikan gambaran yang lengkap dalam konteks Nusantara. Teori yang dikemukakan oleh Garrard (2004Garrard ( , 2012, Harsono (2012), Hasanah et al (2018), dan Keraf (2010Keraf ( , 2014 yang tampak lebih filosofis, dan Ketaren (2017) belum memberikan bukti-bukti yang memadai secara obektif dalam relevansinya dengan sastra. Demikian pula penelitian Gillespie (2001) membatasi wilayah kajian pada daratan Eropa pada abad ke-21.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Gagasan Farida (2017) juga terbatas pada ekologi sastra puisi perempuan sehingga belum memberikan gambaran yang lengkap dalam konteks Nusantara. Teori yang dikemukakan oleh Garrard (2004Garrard ( , 2012, Harsono (2012), Hasanah et al (2018), dan Keraf (2010Keraf ( , 2014 yang tampak lebih filosofis, dan Ketaren (2017) belum memberikan bukti-bukti yang memadai secara obektif dalam relevansinya dengan sastra. Demikian pula penelitian Gillespie (2001) membatasi wilayah kajian pada daratan Eropa pada abad ke-21.…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Maka, realisme magis mampu menghapus sekat antara hal-hal magis dan realis (Srikanth, 2014). Dalam realisme magis selalu terjadi interaksi antara pembaca dan narasi magis yang menyebabkan para pembaca memercayai bahwa hal-hal magis tersebut memang ada di sekitar mereka, hal ini menyebabkan segala hal yang sebelumnya dianggap ajaib, kini tampak normal dalam narasi tersebut (Hasanah, Mega, & Vincentia, 2018). Pada awalnya keberadaan irreducible element mengganggu perspektif logika, namun kini keberadaan irreducible element telah mengalami normalisasi dalam narasi sehingga peristiwa-peristiwa magis tersebut berubah menjadi peristiwa umum atau wajar dalam kehidupan tokoh (Sie, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…The attitude of each human individual in relation to himself, his fellow humans, nature is a relationship that is both an appeal and paradox (Snijders, 2004). Relationships with each other lead to a unity, but each individual in the relationship unity leads to the uniqueness of who he really is (Hasanah et al, 2018…”
Section: Quotation 24mentioning
confidence: 99%