Gagal ginjal kronik (GGK) adalah salah satu penyebab gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible sehingga kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit, dan menyebabkan uremia serta membutuhkan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Hemodialisa (HD) bertujuan mengganti fungsi ginjal sehingga dapat memperpanjang kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik. Penderita GGK yang melakukan hemodialisa dapat menderita anemia yang disebabkan oleh defisiensi eritropoietin, sehingga dilakukan penilaian status besi pada PGK meliputi Ferritin, Fe Serum dan Total Iron Binding Capacity (TIBC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kadar Fe Serum, TIBC dan Ferritin pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional berdasarkan pengumpulan data pasien yang menjalani hemodialisa di RSUD Leuwiliang periode tahun 2021-2022. Dikumpulkan data sebanyak 63 pasien dan didapatkan hasil uji Wilcoxon pada Fe Serum dan Ferritin dengan α 0,05 diperoleh nilai p-value 0,240 dan 0,840 dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat diputuskan bahwa Ha ditolak artinya tidak ada perbedaan kadar Fe Serum dan Ferritin pada pasien GGK pre dan Post HD. Sedangkan uji Paired T-Test pada TIBC didapatkan nilai p-value 0,000 dapat diputuskan bahwa Ha diterima artinya ada perbedaan kadar TIBC pasien GGK pre dan post HD. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak terdapat perbedaan kadar Fe Serum dan Ferritin pada pasien GGK pre dan post hemodialisa, dan terdapat perbedaan kadar TIBC pada pasien GGK pre dan post hemodialisa di RSUD Leuwiliang.