“…Manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, mengatur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain: mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko, dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu [10] Kesadaran keamanan yang dimiliki oleh pegawai di bapelkes masih kurang. Hal ini sejalan dengan tidak pernah mendapatkan pelatihan tentang keamanan sistem informasi yang diberikan oleh organisasi kepada karyawan, belum memiliki sebuah strategi keamanan yang diterapkan, tetapi hal ini sudah masuk kedalam rencana tim IT di bapelkes, belum memiliki sebuah manajemen keamanan yang diterapkan, tetapi hal ini sudah masuk kedalam rencana tim IT di bapelkes, kebijakan keamanan yang terdokumentasi termasuk atas manajemen kreasi, administrasi dan juga komunikasi, belum memiliki sebuah kolaborasi keamanan yang diterapkan tetapi hal ini sudah masuk kedalam rencana tim IT di bapelkes, Kolaborasi keamanan hanya dilakukan dengan bapelkes pusat (Jakarta, belum secara maksimal menyusun rencana dalam menghadapi risiko atau bencana alam ataupun menghadapi kemungkinan terburuk atas terjadinya bencana dan bentuk rencana pemulihan yang dilakukan setelahnya untuk aset fisik yang ada di kantor, Bentuk pengendalian yang dilakukan bapelkes seperti prosedur, dan rencana fasilitas keamanan dalam menjaga lokasi, bangunan, serta aset fisik yang dimiliki instansi.…”