Tragedi Sepakbola Kanjuruan di Malang pada tanggal 1 Oktober 2022 menjadi perhatian dan perbincangan di media sosial Twitter yang memunculkan berbagai tagar diantaranya tagar #SepakbolaKanjuruan dan tagar #DukungPSSI. Melalui kedua tagar yang berbeda ini peneliti akan mengidentifikasi struktur jaringan, kelompok dan peran aktor dalam kedua tagar tersebut. Penelitian ini mengacu pada Theory of Digital Movement of Opinion (DMO) dan Digital Fandom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tagar yang berbeda, yaitu tagar #SepakbolaKanjuruan dan tagar #DukungPSSI, dapat menghasilkan mobilisasi yang berbeda pada media sosial. Metode yang digunakan dengan pengumpulan data melalui media sosial twitter. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Data dikumpulkan melalui perbincangan di media twitter dengan tagar #sepakbolaKanjuruan dari tanggal 2 Oktober 2022 hingga 4 oktober 2022 menghasilkan 2500 tweet sedangkan perbincangan tagar #DukungPSSI dikumpulkan dari tanggal 14 November hingga 22 November 2022 menghasilkan 86 tweet. Data diolah dan dianalisis menggunakan Analisa Jaringan Sosial (SNA) diproses menggunakan perangkat lunak Netlytic. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam struktur jaringan, kelompok dan peran aktor . Pada tagar #SepakbolaKanjuruan struktur jaringannya lebih bersifat Homogen , kelompok lebih terorganisir dan peran aktornya lebih dua arah sehingga memunculkan interaksi parasosial atau digital fandom sedangkan untuk tagar #DukungPSSI yang digunakan oleh tweet politik pendukung kandidat Ketua PSSI memunculkan struktur yang lebih heterogen, kurang aktif , cenderung tidak terorganisir dan peran aktornya satu arah. Identifikasi yang dihasilkan tagar #Sepakbola Kanjuruan terlihat lebih dapat memobilisasi khalayak publik dalam suatu opini daripada tagar #DukungPSSI.