Memahami Kampanye Positif, Negatif dan Hitam kepada Ibu-Ibu PKK Kecamatan Dramaga, Bogor

Abstract

Kegiatan kampanye politik merupakan inti dari demokrasi perwakilan, dimana untuk memenangkan kontestasi pemilihan umum (Pilkada, Pileg, Pilpres), seorang kandidat harus mencari dukungan masyarakat agar memilihnya. Kampanye merupakan upaya untuk memotivasi masyarakat dalam mendukung kandidat tertentu. Efektivitas dari kampanye sangat diperlukan dalam upaya mempengaruhi pilihan (voting) dari masyarakat pemilih. Dimana sebuah kampanye merupakan mekanisme yang dipakai voter dalam membuat keputusan dalam memilih. Permasalahannya secara empiris kampanye-kampanye yang dilakukan oleh partai-partai politik dan tim pemenangan seorang kandidat, lebih didominasi oleh kampanye negatif dan kampanye hitam (hoak) dan masyarakat di tingkat akar rumput menjadi sasarannya, sehingga terjadi segregasi dan konflik yang cukup keras. Pasca Pemilu 2014 dan 2019, efek dari kampanye negatif dan kampanye hitam tetap melekat di masyarakat, hal ini cukup mengkhawatirkan, karena dapat memecah belah rasa kesatuan sebagai bangsa. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat yang diwakili oleh ibu-ibu PKK sebagai bagian dari agen perubahan dan pembaharu, yang akan bertugas menyuarakan kembali pengetahuan mengenai pemahaman kampanye positif, kampanye negatif dan kampanye hitam (hoak) kepada keluarga dan masyarakat di lingkungannya.

Cues that Matter: The Potential for black campaigns in the 2024 general election

“…The patterns and narratives of black campaigns that occurred in 2014 and 2019 have the potential to emerge in the 2024 general elections. However, studies that discuss black campaigns in the electoral process only focus on three contexts including; First, studies that discuss black campaigns in the context of negative implications (Arifin, 2019;Sirait, 2020;Ngenget, 2022). Second, studies that discuss black campaigns in the context of law enforcement (Doly, 2020;Dewanti, 2022;Lubis, 2020).…”