2019
DOI: 10.34202/imanensi.2.1.2014.32-50
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Memaknai Manajemen Bisnis Islami Sebagai Kehidupan Yang Menghidupi

Abstract: Penelitian ini bertujuan memaknai manajemen bisnis Islami yang dijalankan oleh penjual bubur sehingga menghasilkan bisnis yang bukan hanya sebagai kegiatan yang bersifat self interest akan tetapi bisnis sebagai kehidupan yang menghidupi, dan juga memberikan gambaran lingkungan bisnis yang holistik dengan mengintegrasikan unsur spiritual religi-sosial ke dalam bisnis. Penelitian ini menggunakan fenomenologi yang diekstensikan dengan konsep Tauhid Al-Faruqi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa manajemen bisnis I… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
6

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(7 citation statements)
references
References 8 publications
0
1
0
6
Order By: Relevance
“…has been found by several researchers including:, (Kusdewanti & Hendrawaty, 2014), (Salle, 2015), (Musdalifa & Mulawarman, 2019) But if it is widened, then every problem can be accepted with grace, and we remain strong and patient. For people with a broad chest (patient), their soul remains strong and agrees with reality.…”
Section: Discussionmentioning
confidence: 99%
“…has been found by several researchers including:, (Kusdewanti & Hendrawaty, 2014), (Salle, 2015), (Musdalifa & Mulawarman, 2019) But if it is widened, then every problem can be accepted with grace, and we remain strong and patient. For people with a broad chest (patient), their soul remains strong and agrees with reality.…”
Section: Discussionmentioning
confidence: 99%
“…Berangkat dari penjelasan sebelumnya, dapat dipahami bahwa keuntungan yang dipraktikkan oleh para pedagang sembako hidup dengan semangat kearifan lokal Gorontalo berupa huyula (tolong menolong). Praktik akuntansi berbasis pada nilai tolong menolong telah ditemukan juga oleh beberapa peneliti, misalnya saja (Hasni, 2018;Kusdewanti & Hendrawaty, 2014;Niswatin. Noholo, Tuli, & Wuryandini, 2017;Niswatin & Mahdalena, 2016;Nurhalimah et al, 2019;Rimadani et al, 2018)…”
Section: Menggunakan Keuntungan Untuk Menolong Diantara Sesamaunclassified
“…Lebih lanjut, praktik akuntansi keuntungan berbasis nilai-nilai kemanusiaan seperti saling berbagi, empati, dan tolong menolong, serta nilai spiritual seperti meyakini bahwa rezeki merupakan pemberian Tuhan juga ditemukan oleh beberapa peneliti ketika menggali akuntansi dalam konteks kearifan lokal. Beberapa riset tersebut diantaranya ditemukan oleh (Fitria & Syakura, 2017), (Harkaneri, Triyuwono, & Sukoharsono, 2014), (Khairi, 2013), (Kusdewanti & Hendrawaty, 2014), (Niswatin. Noholo, Tuli, & Wuryandini, 2017), (Nurhalimah et al, 2019 (Rizaldy, 2012) (Thalib, , 2016(Thalib, , 2019a(Thalib, , 2019bThalib et al, , 2022 (Wahyuni, 2013) (Wiyarni, 2017) (Wiyarni, Triyuwono, Ludigdo, & Djamhuri, 2013 Selanjutnya dalam kebudayaan Islam masyarakat Gorontalo, berbagi diantara sesama, saling membantu, serta berempati atas kesulitan yang dialami oleh orang lain merupakan nilai kebaikan yang sering dinasihatkan oleh para orang tua melalui ungkapan (lumadu) "Delo tutumulo lambi (seperti kehidupan pisang).…”
Section: Menggunakan Keuntungan Untuk Berbagi Antar Sesamaunclassified