Membangun Solidaritas Kemanusiaan:  Kritik Nabi Amos Terhadap Praktik Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Pakpahan, Gernaida Krisna R.

doi:10.38091/man_raf.v7i2.175

Cited by 5 publications

(9 citation statements)

References 18 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Penjualan orang benar, orang miskin, orang lemah, eksploitasi perempuan, denda dan hutang pada zaman nabi Amos diakibatkan adanya spirit materialistis ini. 61 Sifat materialistis ini membuat para kreditur tidak memedulikan lagi para debiturnya yang tidak mampu membayar hutang sehingga melakukan berbagai upaya agar keinginan kreditur tercapai seperti menindas, menjual dan menjadikan debiturnya budak demi mendapatkan apa yang mereka mau. Selain itu, bentuk penindasan yang dapat dilakukan oleh para kreditur adalah menerapkan sistem bunga uang atau dapat disebut sebagai seorang rentenir.…”

Section: Eksploitasi Debitur Oleh Kreditur (Ayat 6)unclassified

Implikasi Praktik “Hutang Piutang” dalam Amos 2:6-8 bagi Orang Percaya Masa Kini

Pakpahan¹,

Napitupulu²

2022

JTBH

View full text Add to dashboard Cite

This research covered by discovery of injustice problem on debt-receivables His people in prophet Amos' eras whom debtor oppressed by creditor because they couldn't pay them debt. The debt-receivables practical appearing new problems especially when the bad debt happening. Everyone can involve into debt-receivables practical which is so risky. Therefore, this research searching the implication of debt-receivables practical to believers today. Whether believers today be allowed to involve in debt-receivables' practice? And how the believer's attitude as a creditor and debtor should be? Researchers using the qualitative method with the library research as the type of research and doing exegesis of Amos 2:6-8 then searching the implication to the life of believers today. From the research, we found the problems happened in prophet Amos eras because the debt couldn't pay them debt and the creditor had a materialistic attitude which was tend control even oppressed the debtor. Although debt-receivables practical still we do today but it's not the solution for problem solving because it's so risky and appearing others problem, Bible said that believers should be as creditor. But in their practice, love and justice needed as a main principal. Moreover, the rely on God attitude needed too and having faith until the self-control produced in the life of believers and having a good financial management is importance too so can't snare everyone into debt-receivables problems. Highlighting to the debt-receivables problems in prophet Amos eras and determining the implication into todays are the novelty this research.

show abstract

Section: Eksploitasi Debitur Oleh Kreditur (Ayat 6)unclassified

Implikasi Praktik “Hutang Piutang” dalam Amos 2:6-8 bagi Orang Percaya Masa Kini

Pakpahan¹,

Napitupulu²

2022

JTBH

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Dengan tindakan di setiap individu orang percaya patut dihormati sebagai manusia yang utuh. Menghina individu juga penghinaan terhadap kemanusiaan seseorang (Pakpahan 2021).…”

Section: Upaya Gereja Dan Kemanusiaan Anak Marginalunclassified

“…Maka gereja tidak boleh dengan sengaja memperdaya orang sengsara dalam kelemahannya adalah penindasan manusia. Perbuatan itu melawan hukum juga penegakan kebenaran dan keadilan (Pakpahan 2021). Tentunya gereja atau orang percaya dapat menjadi teladan dalam kehidupan dimanapun berada (Arifianto 2021).…”

Section: Upaya Gereja Dan Kemanusiaan Anak Marginalunclassified

“…Terlebih di dunia modern yang secanggih ini pun kaum perempuan, anak-anak dan orang miskin mudah dieksplotasi. Dengan dalih mendapatkan pekerjaan bagus dan pendapatan yang menjanjikan justru yang diperoleh sebaliknya yaitu upah yang rendah, perbudakan, kekerasan, menderita tekanan fisik dan psikologis (Pakpahan 2021). Hal itu dapat saja terjadi sebagai bentuk penindasan yang pada umumnya dilakukan para pemimpin dan bangsawan terhadap kaum miskin melalui kekuasaannya.…”

unclassified

“…Bahkan ada juga kaum marginal yang tidak diberi hak bicara dalam sebuah rapat gereja, tidak diberi kesempatan menduduki jabatan penting dalam gereja (Sujatmoko, Gunawan, and Andri 2021). Hal itu juga disebabkan oleh kesadaran manusia untuk membangun kesamaan hak melalui solidaritas kemanusiaan cenderung merosot (Pakpahan 2021). Oleh karena itu peneliti mendeskripsikan Peran Gereja Membela Kemanusian anak marjinal: Upaya Teologi transformasi pelayanan Holistik sebagai tujuan gereja menjadi berkat dan terang bagi sesama manusia khususnya anak marjinal.…”

unclassified

See 2 more Smart Citations

Peran Gereja Membela Kemanusian Anak Marjinal: Upaya Teologi Transformasi Pelayanan Holistik

Lado¹

2022

VLM

View full text Add to dashboard Cite

The marginal impact of poverty is an indicator of a beginning to lead to other social problems. One of the social problems caused by poverty is the rampant phenomenon of street children. This economic powerlessness causes children to be forced to join in looking for money by taking to the streets. From this, there are many incidents that make marginal children experience things that are not in accordance with values and laws. So the author describes the role of the church as a goal in strengthening believers in defending the humanity of marginalized children as an effort to transform Holistic ministry of theology. Using descriptive qualitative research methods, it can be concluded that the role starts with believers or churches practicing the values of humanity that must be humanized, because it is a principle of Humanism in biblical teaching that must be done sincerely for fellow humans. Furthermore, there are efforts by the Church and the Humanity of Marginal Children in Holistic service for Others to do good and be a light to the world.AbstrakMarginal akibat dari kemiskinan menjadi indikator dari sebuah awal untuk mengarahkan kepada permasalahan sosial lainnya. Salah satu masalah sosial akibat kemiskinan adalah maraknya fenomena anak jalanan. Ketidakberdayaan ekonomi tersebut menyebabkan anak terpaksa ikut mencari uang dengan cara turun ke jalan. Dari hal tersebut banyak kejaidan yang membuat anak marginal mengalami hal yang tidak sesuai dnegan nilai dan hukum. Maka penulis mendeskripsikan peran gereja sebagai tujuan dalam menguatkan orang percaya dalam membela Kemanusian anak marjinal sebagai upaya Teologi transformasi pelayanan holistik. Mengunakan metode penelitian kualitatif deskritif maka dapat disimpulkan bahwa peran tersebut dimulai dari orang percaya atau gereja mengamalkan nilai dari kemanusiaan yang harus dimanusiakan, sebab hal itu sebagai prinsip Humanisme dalam pengajaran Alkitabiah yang harus di kerjakan dengan tulus bagi sesama manusia. Selanjutnya adanya upaya Gereja dan kemanusiaan anak marginal dalam pelayanan Holistik bagi Sesama untuk mengerjakan kebaikan dan menjadi terang bagi dunia.

show abstract

Menelisik Pola Berpikir Koruptif Para Pedagang Licik: Sebuah Tinjauan Teologis atas Teks Amos 8:4-8

Hauw,

Dirgaprimawan

2023

spet

View full text Add to dashboard Cite

This article aims at investigating the craftiness of wicked merchants as illustrated in the Book of Amos chapter 8:4-8. By employing a close reading as a chosen approach to that particular text, it will be discussed how corruptive minds of those merchants preceed their unjust acts. A close reading is a synchronic approach that Mfocuses on every detail of the story, in particular on the plot and the characterization. Every word coming from the mouth of a character, enhanced with his action, carries significant weight and thus contributes to the fuller description of his personality. This article, therefore, is interested in examining the inner thought of these cunning merchants. In chapter 8:4-8, they deliberately set the poor in a trap, even when these miserable people cannot afford to buy the refuse of the wheat. Then, as calculated by these evil merchants, the poor have to sell themselves in order to have something to eat. This article also aims at showing the reader that for the author of the Book of Amos, corruptive minds of those merchants degrade human dignity. Such a corruptive mentality leads to a larger social injustice. It seems that this author wants remind the reader to be cautious whenever a corruptive mind begins to occupy one’s thought.

show abstract

Membangun Solidaritas Kemanusiaan: Kritik Nabi Amos Terhadap Praktik Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Cited by 5 publications

References 18 publications

Implikasi Praktik “Hutang Piutang” dalam Amos 2:6-8 bagi Orang Percaya Masa Kini

Implikasi Praktik “Hutang Piutang” dalam Amos 2:6-8 bagi Orang Percaya Masa Kini

Peran Gereja Membela Kemanusian Anak Marjinal: Upaya Teologi Transformasi Pelayanan Holistik

Menelisik Pola Berpikir Koruptif Para Pedagang Licik: Sebuah Tinjauan Teologis atas Teks Amos 8:4-8

Contact Info

Product

Resources

About