“…Kemajemukan dalam konteks keindonesiaan kontemporer sedikit banyak telah menyuguhkan fakta atas kekhawatiran ini. Beberapa konflik antar agama terjadi di Indonesia, misalnya pada tahun 2017, konflik yang melibatkan 2026 orang dewasa dari lima wilayah rawan konflik yakni Aceh Singkil, Lampung Selatan, Bekasi, Poso, dan Kupang (T. Setiawan et al, 2022), konflik internal agama (Yosarie & Buntara, 2021), ekstrimisme (Vergani, Barton, & Wahid, 2022), konflik berbasis etnis terjadi di Solo, Sambas (Ahmadi, 2021), Wamena, Sampit (Yulianto et al, 2021), dan kekerasan lain berbasis etnis (Panggabean & Smith, 2011;Purdey, 2002). Demikian pula, kasus intoleransi berkontribusi cukup besar terhadap eskalasi problematik kemajemukan di Indonesia, sebagaimana laporan dari SETARA institute 2021 yang menyatakan bahwa kondisi toleransi di Indonesia belum mengalami kemajuan signifikan.…”