2022
DOI: 10.3390/rel13030250
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Memory of Conflicts and Perceived Threat as Relevant Mediators of Interreligious Conflicts

Abstract: The present study investigated to what extent memory of conflict and perceived threat explain the relation between religiosity and supporting interreligious conflicts between Muslims and Christians in Indonesia. We employed data from the survey of the interreligious conflicts in 2017, involving 2026 adults from five hotspot regions: Aceh Singkil, South Lampung, Bekasi, Poso, and Kupang. Our confirmatory factor analysis and measurement invariance demonstrated that all employed scales were valid and reliable acr… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 71 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Kemajemukan dalam konteks keindonesiaan kontemporer sedikit banyak telah menyuguhkan fakta atas kekhawatiran ini. Beberapa konflik antar agama terjadi di Indonesia, misalnya pada tahun 2017, konflik yang melibatkan 2026 orang dewasa dari lima wilayah rawan konflik yakni Aceh Singkil, Lampung Selatan, Bekasi, Poso, dan Kupang (T. Setiawan et al, 2022), konflik internal agama (Yosarie & Buntara, 2021), ekstrimisme (Vergani, Barton, & Wahid, 2022), konflik berbasis etnis terjadi di Solo, Sambas (Ahmadi, 2021), Wamena, Sampit (Yulianto et al, 2021), dan kekerasan lain berbasis etnis (Panggabean & Smith, 2011;Purdey, 2002). Demikian pula, kasus intoleransi berkontribusi cukup besar terhadap eskalasi problematik kemajemukan di Indonesia, sebagaimana laporan dari SETARA institute 2021 yang menyatakan bahwa kondisi toleransi di Indonesia belum mengalami kemajuan signifikan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kemajemukan dalam konteks keindonesiaan kontemporer sedikit banyak telah menyuguhkan fakta atas kekhawatiran ini. Beberapa konflik antar agama terjadi di Indonesia, misalnya pada tahun 2017, konflik yang melibatkan 2026 orang dewasa dari lima wilayah rawan konflik yakni Aceh Singkil, Lampung Selatan, Bekasi, Poso, dan Kupang (T. Setiawan et al, 2022), konflik internal agama (Yosarie & Buntara, 2021), ekstrimisme (Vergani, Barton, & Wahid, 2022), konflik berbasis etnis terjadi di Solo, Sambas (Ahmadi, 2021), Wamena, Sampit (Yulianto et al, 2021), dan kekerasan lain berbasis etnis (Panggabean & Smith, 2011;Purdey, 2002). Demikian pula, kasus intoleransi berkontribusi cukup besar terhadap eskalasi problematik kemajemukan di Indonesia, sebagaimana laporan dari SETARA institute 2021 yang menyatakan bahwa kondisi toleransi di Indonesia belum mengalami kemajuan signifikan.…”
Section: Pendahuluanunclassified