Mengenal Jenis-Jenis Cacing Laut Dan Peluang Budidayanya Untuk Penyediaan Pakan Alami Di Pembenihan Udang

Abstract

Cacing laut merupakan salah satu jenis pakan alami yang banyak digunakan sebagai pakan induk udang di pembenihan udang. Jenis-jenis cacing laut yang dimanfaatkan sebagai pakan alami induk udang di pembenihan udang antara lain dari famili Nereidae dan Eunicidae. Famili Nereidae terdiri atas Nereis sp., Namalycastis, Perinereis nuntia. Famili Eunicidae terdiri atas Marphysa sp.-1, dan Marphysa sp.-2. Berbagai jenis cacing laut tersebut mempunyai nama lokal yang berbeda-beda di beberapa wilayah seperti di Kabupaten Serang, Cilacap, Situbondo, dan Barru. Masyarakat setempat memperoleh cacing laut tersebut dari penangkapan di alam antara lain di kawasan mangrove, tambak, dan pantai. Pembenihan udang sebagai pengguna sangat mengharapkan cacing laut dapat dibudidayakan sehingga kebutuhan pakan alami tidak tergantung dari hasil penangkapan saja. Pembenihan udang telah siap menerima produksi cacing laut dari hasil budidaya jika cacing laut berhasil dikembangkan, hal ini menjadi peluang pasar yang menjanjikan sehingga potensi dan peluang sebagai salah satu komoditas penting untuk memenuhi kebutuhan pakan alami dalam industri akuakultur terpenuhi.

Eduecotourism Bangka Barat: Pengolahan Wak-Wak (Cacing Laut) Di Pantai Batu Keranji Desa Rambat Sebagai Salah Satu Pesona Wisata

“…Cacing laut juga mempunyai potensi untuk dikembangkan melalui budidaya, dapat dijadikan salah satu alternatife peluang besar dan usaha yang masih terbuka lebar. Selain dimanfaatkan sebagai olahan makanan, cacing laut juga bisa dijadikan sebagai umpan cacing atau bisa dijadikan pakan alami di pembenihan udang (Rasidi, 2013). Selain itu, inovasi dalam pengolahan wak-wak menjadi makanan ringan yang dapat membantu perekonomian masyarakat Desa Rambat.…”

The Solid Influence of Spread on the Growth and Survival Rate of Sea Worm's (Nereis sp.)

“…This is a great opportunity for marketing marine worm cultivation products, especially to meet the need for sea worms in shrimp farming in Indonesia. Based on data in 2012 from the Directorate of Aquaculture, the need for frozen Polychaeta imports continues to increase due to undeveloped marine worm cultivation in Indonesia, seen from the total import value of 2,550 tons with a value of US $ 17,973.80 it can be said to be very potential, to be developed in the future (Anonymous, 2012 in Rasidi, 2013). According to Wibowo et al (2019), Nereis sp.…”

“…Yuwono et al Conducted research on sea worms (Dendonereis pinnaticirris). (2002), Yuwono (2003) in Rasidi (2013). Research from various aspects of cultivation for the types of marine worms used in shrimp hatcheries is still very much needed regarding aspects of biology, ecology, reproduction and aspects of mass cultivation as well as economic aspects so that marine worm cultivation can develop in Indonesia as an effort to provide food and other needs.…”

Review Artikel: Senyawa Fitokimia Serta Aktivitas Farmakologi Cacing

“…bakteri Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus karena mengandung senyawa aktif Siklo-(fenilalanilprolil)(Husain et al, 2021).Cacing Laut (Eunice siciliensis)Sumber : Cacing Laut (Eunice siciliensis)(Rasidi, 2013) Ekstrak dibuat dengan metode maserasi sebanyak 24 gr cacing laut menggunakan pelarut etanol 96% hinggadiperoleh ekstrak kental sebanyak 4 gram. Kelompok tikus dibagi menjadi kontrol positif, negatif dan Ekstrak.…”