Menggali Kembali Peran Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Dasar Negara Dalam Pembangunan Hukum Nasional Di Era Global

Abstract

Era Global atau yang sekarang turunannya dikenal dengan era Industri 4.0 ternyata membawa dampak luar biasa bagi tatanan kehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. Dampak positifnya tentu tidak perlu dibahas, tetapi dampak negatifnya sangat membawa konsekuensi perubahan prilaku bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. lahirnya gerakan reformasi pada tahun 1988 tampaknya menjadi titik klimaks adanya perubahan sistem bernegara itu, yang suka atau tidak suka juga sangat berpengaruh besar bagi kehidupan masyarakat di dalam mengamalkan dan menafsirkan Pancasila yang cenderung makin berbahu liberal, bila tidak dikendalikan. Usaha untuk memurnikan nilai Pancasila agar searah dengan akar budaya bangsa kita harus dilakukan, dan ternyata tidaklah mudah, dan tidak cukup hanya menggunakan kacamata hukum sebagai alat. Pendekatan Holistik yang mencakup pendekatan Spiritual Quotion adalah solusinya.

Sufism Values in Pancasila as the Nation's Ideology

“…This is evidenced by the systematic arrangement of Pancasila which is flexible as an ideology so that it can interact intrinsically in the face of modernity and with various things whose presence cannot be denied [22]. In addition, the existence of Pancasila as a national ideology is intended so that people adhere to the values of each of the precepts contained and then practice them in everyday life [23]. The following are some of the values contained in Pancasila as the nation's ideology:…”

Proses internalisasi nilai-nilai Pancasila terhadap generasi muda Karang Taruna Balai Tongah Koto

“…Kegiatan-kegiatan proses internalisasi nilai ketuhanan diantaranya adalah kegiatan wirid remaja, mengaji irama, pada kegiatan tadarus dan pesantren kilat, serta berbuka puasa bersama. Pada umumnya internalisasi nilai ketuhanan menurut (Suaila & Krisnan, 2019) merupakan suatu metode atau cara dalam mentransfermasikan ilmu terhadap apa yang diperoleh melalui pendekatan individual maupun kelompok, sehingga seseorang dapat menangkap nilai-nilai positif atas apa yang dipelajari maupun yang dilakukan. Internalisasi nilai ketuhanan berupaya menanamkan nilai ke dalam jiwa seseorang, sehingga perilaku tersebut ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari melalui kebiasaan, sehingga terbentuknya pribadi yang utuh, mempunyai nilainilai positif dan mampu membagikan ilmunya kepada orang lain.…”

Nilai-Nilai Kesadaran Sejarah Dan Pendidikan Karakter Bangsa Sebagai Dasar Pembentuk Perilaku Sosial Untuk Mempertahankan Ideologi Bangsa

“…Pengaruh yang mendunia saat ini yang juga melanda bangsa Indonesia tentunya berakibat pada adanya perubahan sudut pandang dalam memahami pengamalan pancasila. Era saat ini juga menunjukkan diri sebagai era dominasi negara-negara industri maju atas negara-negara berkembang, sehingga hal ini membawa dampak pada setiap negara untuk berlomba-lomba memajukan negaranya supaya tidak ketinggalan dengan negara lain (Suaila & Johny, 2019). Kegiatan bangsa Indonesia memajukan negaranya ternyata memiliki dampak negatif seperti munculnya kesenjangan sosial dan ekonomi, sikap kebarat-baratan, kecenderungan berlebihan dalam memaknai arti liberal dan demokratis, konflik vertikal maupun horizontal yang semua itu berakhir pada lemahnya bangsa ini dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai pancasila.…”