Pandemi COVID-19 memberikan beberapa dampak negatif pada sektor usaha di Indonesia. Pembatasan akibat pandemi memaksa sektor usaha untuk memangkas biaya produksi, penurunan omset penjualan, hingga usaha yang akhirnya harus ditutup. Pasca pandemi COVID-19, sektor usaha diharapkan dapat bangkit kembali. Pesanten Anwarul Huda (AH), Malang memiliki beberapa sektor usaha mandiri, salah satunya adalah produksi kripik tempe yang berusaha bangkit pasca pandemi. Namun, proses produksi dengan pengirisan tempe manual memakan waktu lama serta hasilnya tidak seragam. Kelemahan pada faktor produksi menjadi isu yang perlu diselesaikan dalam peningkatan usaha mandiri kripik tempe. Berangkat dari isu produksi tersebut, program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) diberikan kepada pondok Anwarul Huda untuk meningkat usaha pondok Anwarul Huda. Mesin pemotong tempe didesain dan dibuat untuk mengatasi permasalahan produksi kripik tempe. Selain pembuatan peralatan mesin produksi, pelatihan pengoperasian, perawatan mesin, serta pengemasan dan pemasaran kripik tempe juga dilakukan dalam program ini. Hasil menunjukkan bahwa kripik tempe yang dihasilkan memiliki ketebalan yang sama dan waktu produksi lebih cepat. Diharapkan program keberlanjutan pada produk lainnya untuk mendorong kemandirian unit usaha pondok Anwarul Huda.