Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan daya hambat jamur antagonis dari rizosfer tanaman lada, sirih, dan bawang suna terhadap Fusarium oxysporum capsici serta efektivitasnya sebagai seed coating terhadap penyakit rebah kecambah pada bibit cabai. Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan kebun percobaan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian UPR. Pengujian daya hambat dilakukan secara in vitro, dimana jamur antagonis dengan penghambatan tertinggi digunakan sebagai seed coating benih cabai. Hasil penelitian diperoleh sembilan jamur antagonis dengan daya hambat yang sangat baik terhadap patogen F.o.capsici berkisar antara 70,36 – 77,74 %. Selanjutnya tiga jenis jamur antagonis terpilih digunakan sebagai bahan aktif seed coating adalah Gliocladium sp. rhizosfer lada (daya hambat 73,53%), Penicillium citrinum rizosfer sirih (daya hambat 77,74%), dan Trichoderma harzianum rizosfer bawang suna (daya hambat 70,83 %). Hasil secara in vivo menunjukkan pengaruh sangat nyata perlakuan seed coating menekan intensitas serangan penyakit rebah kecambah (0%) dibandingkan dengan kontrol (23,75%). Efektivitas pengendalian mencapai 100% dengan kategori sangat baik. Bahan aktif T. harzianum dan Gliocladium sp mampu meningkatkan tinggi tanaman masing-masing 34,06% dan 43.11%, namun tidak nyata perbedaannya terhadap penambahan jumlah daun. Perlakuan seed coating agens hayati efektif melindungi benih dan bibit tanaman dari serangan patogen F.o. capsici melalui mekanisme seperti antibiosis, parasitisme dan kompetisi, selain itu jamur rizosfer dapat menginduksi ketahanan tanaman dan menghasilkan zat pengatur tumbuh yang dapat meningkatkan pertumbuhan bibit cabai. Perlakuan pelapisan benih yang ditambahkan agens hayati dapat menggantikan penggunaan pestisida kimia dalam mengendalikan penyakit tertular tanah.