Mikropenis

Abstract

Jumlah kasus mikropenis tidak diketahui secara pasti, diduga tidak semua pasien berobat. Dalam penanganan mikropenis, terapi hormonal dengan testosteron merupakan pilihan utama. Terapi testosteron 25 mg intramuskular setiap 3 minggu, 4 dosis, dapat langsung diberikan sebelum pemeriksaan kadar testosteron darah. Jika tidak terjadi penambahan panjang penis, pemberian terapi hormonal dapat diulangi satu siklus lagi. Terapi operatif dipertimbangkan pada kasus yang gagal dengan terapi hormonal. Sebaiknya pasien mikropenis diberi pengobatan dalam pengawasan ahli endokrinologi anak.

46, XY DSD (Disorder of Sex Development) : Diagnosis dan Tatalaksananya.

“…2,4 Bayi atau anak yang masuk dalam kategori ini memiliki phallus kecil dengan korda, hipospadia posterior, skrotum bifidum yag terbentuk tidak sempurna. [10][11][12][13]15 Gambaran hormonal klasik defisiensi enzim ini menunjukkan peningkatan rasio testosteron:DHT basal atau pasca uji HCG, yang melebihi 30:1. pertumbuhan pallus tanpa menyempurnakan fusi yang gagal tersebut. 6,7 Perkembangan penis terjadi dalam fase intrauterin dan ekstrauterin serta dipengaruhi hormon testosteron.…”

“…4 Pada 46,XY DSD biasanya didapatkan kondisi mikropenis yaitu keadaan ukuran panjang penis <2,5 SD untuk usianya. 12,13 Pengukuran panjang penis dilakukan dengan cara menggunakan penggaris lurus yang diletakkan pada permukaan dorsal penis dari basis penis sampai glans tanpa mengukur preputium penis yang diregangkan terlebih dahulu. 12,13 Bentuk dan lokasi meatus eksterna harus diperhatikan saat pemeriksaan fisik, apabila Namun tetap diperlukan analisis mutasi gen SRD5A2 untuk konfirmasi.…”

“…12,13 Pengukuran panjang penis dilakukan dengan cara menggunakan penggaris lurus yang diletakkan pada permukaan dorsal penis dari basis penis sampai glans tanpa mengukur preputium penis yang diregangkan terlebih dahulu. 12,13 Bentuk dan lokasi meatus eksterna harus diperhatikan saat pemeriksaan fisik, apabila Namun tetap diperlukan analisis mutasi gen SRD5A2 untuk konfirmasi. 15 Penyebab tersering gangguan kerja androgen adalah sindrom insensitivitas androgen (SIA) daninsidensinya antara 1:20.000 sampai 1:64.000.…”

“…Injeksi intramuskular ester testosteron merupakan regimen yang biasa diberikan, opsi lainnya adalah pemberian oral testosterone undecanoate. 11,13,14 Dosis inisial injeksi ester testosteron adalah 25-50mg/bulan diberikan secara intramuskular. Dosis pemeliharaan pada pasien dewasa adalah 200-250 mg setiap 2 minggu atau 1000 mg setiap 3 bulan sekali.…”