Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah serta menjadi pusat bisnis, ekonomi, pendidikan, dan berbagai kegiatan sosial. Hal ini menyebabkan kota ini memiliki produksi sampah yang besar. Sampah plastik, yang merupakan salah satu jenis sampah yang sering ditemukan dapat mengalami degradasi menjadi potongan plastik lebih kecil yang dinamakan mikroplastik. Perairan Semarang dipilih sebagai lokasi penelitian karena Kota Semarang merupakan daerah dengan aktivitas manusia yang tinggi dan menghasilkan banyak limbah plastik yang dapat mengendap dalam sedimen laut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pencemaran mikroplastik pada sedimen di Perairan Semarang. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada bulan April, Mei, Agustus, dan September 2021 secara purposive sampling menggunakan alat sediment grab di tiga titik berbeda yaitu muara, pantai, dan laut. Sedimen sebanyak 50 gram direndam dalam 100 ml larutan ZnCl2 selama 24 jam. Partikel mikroplastik yang mengambang dipisahkan kemudian direndam dalam 50 ml larutan H2O2 30% selama 24 jam dan disaring dengan menggunakan kertas saring MN (Macherey Nagel). Mikroplastik yang diperoleh diamati menggunakan mikroskop dan dianalisis bentuk, warna dan kelimpahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna dan bentuk mikroplastik yang diperoleh yaitu, berdasarkan bentuknya antara lain fragmen, pelet, film, dan fiber, berdasarkan warnanya antara lain hitam, coklat, merah, kuning, putih, hijau, dan ungu. Kelimpahan mikroplastik pada Bulan April sebanyak 2.577 partikel/kg, Bulan Mei sebanyak 2.058 partikel/kg, Bulan Agustus sebanyak 1.858 partikel/kg, dan Bulan September sebanyak 2.011 partikel/kg. Semarang City is the capital city of Central Java Province as well as being the center of business, economy, education, and various social activities. Plastic waste, which is one type of waste that is often found, can experience degradation into smaller pieces of plastic called microplastics. Semarang Waters were chosen as the research location because Semarang City is an area with high human activity and produces a lot of plastic waste which will later settle in marine sediments. This research was conducted to determine microplastic pollution in sediments in Semarang Waters. Sampling was carried out 4 times in April, May, August, and September 2021 by a purposive sampling using a sediment grab tool at three different points, namely the estuary, beach, and sea. From each sample 50 grams of sediment was immersed in 100 ml of ZnCl2 solution for 24 hours. The floating microplastic particles were separated and then immersed in 50 ml 30% H2O2 solution for 24 hours and filtered using MN (Macherey Nagel) filter paper. The obtained microplastics were observed using a microscope and analyzed for shape, color and abundance. The results showed that these are microplastics in the shape of fragments, pellets, films, and fibers, with the colors of black, brown, red, yellow, white, green, and purple. The abundance of microplastics in April was 2.577 particles kg-1, in May 2.058 particles kg-1, in August 1.858 particles kg-1, and in September 2.011 particles kg-1.