Program tol laut bertujuan untuk menghubungkan Indonesia bagian barat dan timur serta mengurangi disparitas harga. Pelaksanaan program dimulai pada Desember 2020 menggunakan kapal Logistik Nusantara 2 (T19) dengan rute Merauke-Pomako-Kokas-Sorong-Korido-Merauke. Kapasitas T19 adalah 1500 ton dengan revolving selama satu bulan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan program tol laut khususnya jalur T19 dalam mendukung program lumbung pangan Merauke. Metode yang digunakan kualitatif melalui studi kepustakaan dan verifikasi data primer melalui wawancara dengan stakeholder. Hasil kajian menunjukkan komoditi utama dari Merauke adalah beras untuk memenuhi permintaan pasar dari Jayapura, Timika dan Sorong. Muatan balik ke Merauka adalah batu pecah, pasir, abu batu. Produksi beras Merauke surplus, sehingga harus didistribusikan ke daerah lain yang kekurangan beras. Selisih biaya distribusi menggunakan tol laut sebesar Rp. 150/kg dibandingkan pengiriman kapal reguler. Tol laut membantu agen untuk mendistribusikan beras dengan biaya pemasaran yang layak. Namun kapasitas muat barang relatif rendah, rata-rata terisi hanya 33,46%, sedangkan muatan balik hanya 12,8%. Kesimpulannya, program tol laut jalur T19 merupakan sarana penting dalam proses distribusi dan pemasaran beras, terutama dari daerah surplus ke defisit beras. Kontribusinya sangat penting dalam mengembangkan program lumbungan pangan nasional. Namun perlu peningkatan penggunaan sarana transportasi ini untuk memenuhi target beban.