Disbiosis mikroba usus dapat memicu terjadinya sindrom metabolik. Peningkatan bakteri pathogen akibat disbiosis memperbanyak perlepasan lipopolisakarida yang mendasari resistensi insulin pada diabetes melitus (DM). Modulasi mikrobiota usus menuju eubiosis penting dilakukan salah satunya melalui konsumsi probiotik. Produk probiotik yang potensial dikembangkan adalah soya yogurt yang mengandung bakteri hidup dan tinggi protein serta isoflavon. Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh suplementasi soya yogurt terhadap kelimpahan mikroba sekum (Bakteri Asam Laktat  dan Escherichia coli) tikus DM. Penelitian dilakukan di Laboratorium Stikes Wira Medika Bali (Mei-September 2020). Jenis penelitian adalah eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap. Kelompok percobaan terdiri atas K1 (tikus sehat); K2 (tikus DM); K3 (tikus DM disuplementasi soya yogurt); K4 (tikus DM disuplementasi milk based yogurt); K5 (tikus sehat disuplementasi soya yogurt); K6 (tikus sehat disuplementasi milk based yogurt). Pengkondisian diabetes melitus dilakukan dengan induksi nikotinamid 230 mg/kg BB dan streptozotozin 65 mg/kg BB dosis tunggal. Analisa total BAL dan E. coli dilakukan dengan Total Plate Count melalui teknik dilusi. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan suplementasi soya yogurt pada tikus diabetes selama 28 hari berpengaruh terhadap kelimpahan mikroba sekum. Total kelimpahan BAL pada tikus dengan diabetes adalah 7,36±0,15 Log10 CFU/mL dan berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan tikus dengan perlakuan suplementasi soya yogurt yaitu sebanyak 8,08±0,1 Log10 CFU/mL. Kelimpahan E. coli pada tikus dengan diabetes adalah 9,42±0,12 Log10 CFU/mL dan berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan tikus dengan perlakuan suplementasi soya yogurt yaitu sebanyak 8,14 Log10 CFU/mL. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan suplementasi soya yogurt secara teratur berkorelasi positif dalam perbaikan kelimpahan mikroba sekum tikus diabetes melitus.
Kata kunci: Disbiosis, hiperglikemia, isoflavon, probiotik