2017
DOI: 10.14710/tataloka.19.4.339-354
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Model Reklamasi Pantai Secara Berkelanjutan Kasus : Pantai Kota Makassar

Abstract: Abstrak: Fenomena perkotaan pesisir berupa pertumbuhan penduduk yang tinggi, perkembangan ekonomi yang pesat dan kontrol laut yang tidak memadai, menyebabkan penggunaan laut dan daerah pantai menjadi lebih intensif dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan ini menyebabkan pemekaran kota makin intensif di pesisir salah satunya dengan reklamasi. Reklamasi telah dilakukan di banyak kota dunia dan juga di Indonesia, namun banyak kendala. Penelitian tentang model Reklamasi yang berkelanjutan masih langka. Tujuan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

1
4

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(4 citation statements)
references
References 10 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Kesadaran masyarakat ini merupakan modal sosial yang menjamin keberlangsungan tujuan pengembangan ekowisata bahari. Menurut Coleman (1999) dalam (Andaki, 2012), modal sosial (social capital) dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Secara lebih komperehensif Burt (1992) dalam (Andaki, 20012), mendefinisikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek sosial yang lainnya.…”
Section: Budayaunclassified
“…Kesadaran masyarakat ini merupakan modal sosial yang menjamin keberlangsungan tujuan pengembangan ekowisata bahari. Menurut Coleman (1999) dalam (Andaki, 2012), modal sosial (social capital) dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Secara lebih komperehensif Burt (1992) dalam (Andaki, 20012), mendefinisikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek sosial yang lainnya.…”
Section: Budayaunclassified
“…Kurang berkelanjutan 1 Tidak berkelanjutan Sumber: Andi, Trisutomo, & Ali, 2017 Setelah mendapatkan skor pembobotan kriteria, maka dilanjutkan menghitung total indeks dari kriteria-kriteria tabel 2, yang mana nilai total akan diterjemahkan dengan peringkat skala nilai pembobotan 0,00 hingga 100,00, skor nilai indeks kemudian diterjemahkan dari status berkelanjutan dengan skala terendah buruk hingga paling tinggi baik (Morris, 2019), dapat dilihat di tabel 5. Keberlanjutan suatu kawasan industri di tepi air bisa dinilai dengan menjumlahkan skor dari tiap tiap indikator dan variabel sehingga didapat nilai skor kawasan tersebut apakah berkelanjutan atau tidak berdasarkan nilai indeks yang sudah di validasi di lapangan.…”
Section: Diskusiunclassified
“…Formasi pertumbuhan karang berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan dataran Bahoi membuat desa Bahoi terkenal akan karangnya sebagai obyek wisata dan mampu memikat para wisatawan lokal maupun mancanegara. (Andaki, 2012), modal sosial (social capital) dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuantujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Secara lebih komperehensif Burt (1992) dalam (Andaki, 20012), mendefinsikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek sosial yang lainnya.…”
Section: Ekosisitem Terumbu Karangunclassified