ABSTRAKAdanya sedimen kohesif di perairan dapat mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air dan fotosintesis sehingga produktifitas primer perairan dapat terganggu. Pengendapan sedimen kohesif di perairan pesisir dapat mengakibatkan sedimentasi. Tujuan peneltian ini menunjukkan pola sebaran sedimen kohesif dan hubungannya dengan sedimentasi yang terjadi di Teluk Ambon Dalam (TAD). Pemodelan menggunakan MIKE 3 FM untuk menginterpretasikan proses sedimentasi pada TAD. Pengerjaan pemodelan dibagi menjadi 2 tahap yaitu pemodelan hidrodinamika (baroclinic) dan transport sedimen (sedimen transport). Hasil model menunjukkan bahwa pola pergerakan arus yang terjadi pada perairan TAD dipengaruhi oleh faktor pasang surut. Pola penyebaran sedimen kohesif secara vertikal mulai dari permukaan sampai dengan kedalaman 30m sekitar 3,5-15 Kg/m 3 . Konsentrasi sedimen kohesif tertinggi terjadi pada pangkal teluk (di sekitar Waiheru, Passo, dan Lateri). Hasil simulasi model selama 30 hari menunjukan bahwa tingkat erosi pada ambang (sill) berkisar antara 1,04-6,15 Kg/m 2 /s, sedangkan pada TAD hanya terjadi pada stasiun T1 yaitu 9,07x10 -8 Kg/m 2 /s. Sedimentasi yang berhubungan akumulasi sedimen kohesif ditunjukan oleh ketebalan lapisan (bed level). Ketebalan lapisan sedimen pada area ambang yaitu 0,01-0,19 cm atau rata-rata 0,47 mm/hari, sedangkan pada TAD berkisar antara 1,75-10,01 cm, atau dengan nilai rata-rata sekitar 39,9 mm/hari.