Tidak dapat dipungkiri, bencana dapat menjadi ancaman besar baik di bidang ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain bagi wilayah terdampak. Berawal dari berbagai bencana besar yang terjadi salah satunya Tsunami di Aceh tahun 2004, lahirlah sebuah kerangka kerjasama antar negara yang berisi strategi dan pendekatan sistematis untuk mengurangi kerentanan dan risiko bahaya yang bernama Hyogo Framework of Action (HFA) yang diadopsi di tahun 2005-2015. Karena keberhasilannya di beberapa hal, berbagai negara sepakat untuk melanjutkan kerjasama ini yang bernama Sendai Framework for Disaster Risk Reduction (SFDRR) yang diadopsi di tahun 2015-2030. Filipina sebagai negara yang rentan akan bencana seperti angin topan karena berlokasi di Cincin Api Pasifik turut serta dalam meratifikasi kerjasama tersebut secara sukarela. Salah satu bentuk komitmen dari Filipina adalah melaksanakan program Build Back Better dan melaksanakan kolaborasi baik dengan aktor nasional maupun internasional. Melalui penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana SFDRR dapat membantu Filipina sebagai negara rentan bencana mengembangkan manajemen bencananya khususnya di dalam tanggap darurat bencana