Tingginya prevalensi penyakit infeksi di Indonesia menyebabkan penggunaan antibiotik meningkat. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya resiko terhadap resistensi antibotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase penggunaan antibiotik restriksi pada pasien apendiks akut, batu ginjal dan cedera kepala ringan (CKR) di bangsal bedah Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manap Kota Jambi periode 2017 – 2019. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang di analisa secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif pada rekam medis pasien apendiks akut, batu ginjal dan CKR yang mendapat terapi antibiotik sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 117 pasien didapatkan sebanyak 36 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Persentase penggunaan antibiotik restriksi terbanyak adalah ciprofloxacin (21,3%) sedangkan levofloxacin (9,4 %). Persentase antibiotik restriksi pada diagnosa apendiks akut yaitu (29%) di tahun 2017, (28%) tahun 2018 dan (31%) tahun 2019 pasien, untuk diagnosa batu ginjal (42%) tahun 2017, (54%) tahun 2018 dan (50%) tahun 2019, sedangkan diagnosa CKR (22%) tahun 2017, (16%) tahun 2018 dan (18%) tahun 2020. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan penggunaan antibiotik terbanyak adalah ciprofloxacin 21,3%, persentase penggunaan antibiotik restriksi pada diagnosa apendiks akut, batu ginjal dan CKR terjadi peningkatan dan penurunan.