Selonding merupakan alat musik tradisional Bali yang usianya lebih tua dibandingkan dengan gamelan-gamelan lainnya yang kini populer dalam kesenian maupun yang digunakan dalam upacara adat dan agama. Kata Selonding diduga berasal dari kata “salon” dan “ning” yang berarti tempat suci, karena dilihat dari fungsinya adalah sebuah gamelan yang dikeramatkan atau disucikan. Pendapat lain juga menyebutkan bahwa Selonding berasal dari kata “saron” dan “ding” yang berarti bilah-bilah gamelan dengan nada terendah yaitu nada ding. Rumusan masalah yang penulis rancang antara lain : bagaimana cara meningkatkan minat remaja untuk memainkan Selonding, teknis dan metode apa yang digunakan, serta manfaat apa yang didapat. Pada pembinaan Gending Selonding yang menjadi program kerja utama dari penulis sendiri, penulis menyuguhkan geding Gilak Ngundang Ujan, Sekar Gadung, Rejang Lente. Dan pada pelaksanaannya penulis mengajak para remaja yang merupakan remaja dari beberapa Banjar yang ada di lingkup Desa Tunjuk. Dari adanya pembinaan tabuh Gamelan Selonding di Desa Tunjuk diharapkan dapat berkontribusi dan bermanfaat dengan baik untuk Desa dan untuk pemuda yang ikut dalam melakukan kegiatan tersebut. Selain itu juga setelah adanya pembinaan menabuh Gamelan Selonding ini bisa bermanfaat untuk dipergunakan jika ada upacara Agama di sekitar Desa Atau luar Desa.