Di lahan sawah sistem tergenang (konvensional), populasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada umumnya menjadi sangat rendah pasca padi, sehingga tanaman palawija pasca padi sangat signifikan peningkatan hasilnya jika mendapat aplikasi pupuk hayati mikoriza. Padi beras merah maupun beras hitam sistem irigasi aerobik yang diberi pupuk hayati mikoriza menunjukkan peningkatan hasil yang sangat signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk hayati mikoriza pada pesemaian terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa galur harapan padi beras hitam setelah pindah tanam ke lahan sawah sistem tergenang. Percobaan dilaksanakan di sawah Desa Ombe Baru (Lombok Barat) dari bulan April sampai Agustus 2021, yang ditata menurut Split Plot Design dengan tiga blok dan dua faktor perlakuan yaitu galur harapan padi beras hitam (galur G3, G6 dan G9) sebagai petak utama dan pupuk hayati mikoriza (M0= tanpa, M1= dengan mikoriza) sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur padi hanya berbeda nyata dalam tinggi tanaman, yaitu tertinggi pada G3, sedangkan aplikasi pupuk hayati signifikan menurunkan persentase gabah hampa tetapi meningkatkan jumlah daun, jumlah batang, berat jerami kering, berat 100 gabah berisi, jumlah malai, dan hasil gabah per rumpun, dengan hasil gabah rata-rata lebih tinggi dengan pupuk hayati mikoriza (50,74 g/rumpun) dibandingkan tanpa mikoriza (33,82 g/rumpun). Namun demikian, pengaruh interaksi hanya signifikan terhadap jumlah batang dan jumlah malai per rumpun, dengan peningkatan jumlah malai tertinggi pada galur G9 (56,1%), yang bersesuaian dengan derajat kolonisasi FMA juga tertinggi (20,73%) pada akar bibit galur G9.