historis, BATAN didirikan untuk mengantisipasi dampak negatif akibat percobaan ledakan nuklir di wilayah Pasifik di masa lalu. Saat ini, satu Pusat dari lembaga pemerintah ini memiliki tugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan serta layanan di bidang keselamatan dan metrologi radiasi. Tujuan dari makalah ini adalah membahas semua kegiatan yang dilakukan oleh Pusat ini yang mencakup banyak aspek dalam pengkajian keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan. Untuk metrologi radiasi, sumber standar laboratorium dosimetri (SSDL) dalam layanan kalibrasi dibangun untuk mendukung keberhasilan dalam radioterapi, di mana pencapaian tertinggi adalah sebagai Lembaga yang Ditunjuk untuk Radiasi Pengion. Penelitian kesehatan mencakup pemanfaatan sinar gamma untuk mengembangkan bahan vaksin, diagnosis penyakit metabolik dengan teknik kedokteran nuklir dan mikrodosimetri dalam penilaian radiodiagnostik. Untuk radioekologi dan biologi radiasi, salah satu penelitian utama adalah penentuan dosis efektif dan studi epidemiologi di Mamuju sebagai daerah radiasi latar belakang tinggi (HBRA) yang memberikan kesempatan unik untuk mempelajari efek kesehatan dari paparan radiasi kronis tingkat rendah pada manusia. Melalui kerja sama dengan Universitas Hirosaki, penting untuk menilai kesehatan dan status fisik serta kerusakan asam sitogenetik dan deoksinukleotida (DNA) dalam limfosit populasi lokal yang dapat memberikan informasi yang berharga. Studi dosimetri dilakukan dengan pengukuran langsung di area lapangan, termasuk analisis paparan radiasi eksternal dari tingkat dosis gamma di dalam dan di luar ruangan. Penentuan radiasi internal dilakukan dengan mengambil sampel makanan, urin, air minum, dan air inhalasi (radon). Studi epidemiologis melalui respon sitogenetik dari tempat tinggal yang didukung oleh γ-H2AX, G0 dan G2 micronucleus, dan genotip TP53 dari daerah penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efek radiasi alami dengan kontrol. Studi radiologi kelautan dan pemantauan radionuklida di seluruh kepulauan Indonesia juga tidak menunjukkan suatu dampak negatif. Praktik kedaruratan nuklir pun juga harus dilakukan secara rutin di Pusat ini untuk memperkuat budaya keselamatan dan keamanan.