Tulisan ini untuk mengungkap salah satu persoalan yang ada di madrasah sebagai akar penghambat dalam peningkatan mutu madrasah. Hasil pengamatan dan kajian yang dilakukan menunjukkan bahwa madrasah dihadapkan pada posisi yang dilematis sebagai lembaga pendidikan. Seharusnya madrasah diberikan kewenangan yang luas dalam pengelolaan madrasah, terlebih saat ini adalah era otonomi daerah. Pada era otonomi saat ini salah satu konsep yang dapat diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan manajemen berbasis sekolah. MBS merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah menjadi lebih bermutu dengan memberikan wewenang yang luas kepada Madrasah. Walaupun Madrasah berada di bawah naungan Departemen Agama namun konsep MBS tetap dapat diimplementasikan berdasarkan atas kesesuaian MBS sebagai strategi mengatasi masalah Madrasah. Pengimplementasian Manajemen Berbasis Madrasah dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam.
historis, BATAN didirikan untuk mengantisipasi dampak negatif akibat percobaan ledakan nuklir di wilayah Pasifik di masa lalu. Saat ini, satu Pusat dari lembaga pemerintah ini memiliki tugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan serta layanan di bidang keselamatan dan metrologi radiasi. Tujuan dari makalah ini adalah membahas semua kegiatan yang dilakukan oleh Pusat ini yang mencakup banyak aspek dalam pengkajian keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan. Untuk metrologi radiasi, sumber standar laboratorium dosimetri (SSDL) dalam layanan kalibrasi dibangun untuk mendukung keberhasilan dalam radioterapi, di mana pencapaian tertinggi adalah sebagai Lembaga yang Ditunjuk untuk Radiasi Pengion. Penelitian kesehatan mencakup pemanfaatan sinar gamma untuk mengembangkan bahan vaksin, diagnosis penyakit metabolik dengan teknik kedokteran nuklir dan mikrodosimetri dalam penilaian radiodiagnostik. Untuk radioekologi dan biologi radiasi, salah satu penelitian utama adalah penentuan dosis efektif dan studi epidemiologi di Mamuju sebagai daerah radiasi latar belakang tinggi (HBRA) yang memberikan kesempatan unik untuk mempelajari efek kesehatan dari paparan radiasi kronis tingkat rendah pada manusia. Melalui kerja sama dengan Universitas Hirosaki, penting untuk menilai kesehatan dan status fisik serta kerusakan asam sitogenetik dan deoksinukleotida (DNA) dalam limfosit populasi lokal yang dapat memberikan informasi yang berharga. Studi dosimetri dilakukan dengan pengukuran langsung di area lapangan, termasuk analisis paparan radiasi eksternal dari tingkat dosis gamma di dalam dan di luar ruangan. Penentuan radiasi internal dilakukan dengan mengambil sampel makanan, urin, air minum, dan air inhalasi (radon). Studi epidemiologis melalui respon sitogenetik dari tempat tinggal yang didukung oleh γ-H2AX, G0 dan G2 micronucleus, dan genotip TP53 dari daerah penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam efek radiasi alami dengan kontrol. Studi radiologi kelautan dan pemantauan radionuklida di seluruh kepulauan Indonesia juga tidak menunjukkan suatu dampak negatif. Praktik kedaruratan nuklir pun juga harus dilakukan secara rutin di Pusat ini untuk memperkuat budaya keselamatan dan keamanan.
Analisis radionuklida pada fly ash dan bottom ash dari PLTU Teluk Sirih telah dilakukan menggunakan spektrometer gamma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui radionuklida yang terdapat pada fly ash dan bottom ash PLTU Teluk Sirih, kemudian membandingkan konsentrasi aktivitas radionuklida yang didapatkan dengan PP RI no.101/2014 mengenai pengelolaan limbah B3. Sampel fly ash dan bottom ash dari PLTU Teluk Sirih dipreparasi sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan oleh BATAN, lalu dicacah menggunakan spektrometer gamma yang dilengkapi detektor HPGe selama 17 jam. Radionuklida yang didapatkan dari hasil pencacahan adalah 210Pb, 230Th, 234Th, 226Ra, 232Th, 228 Th, 238U, 40K. Konsentrasi aktivitas radionuklida pada sampel fly ash berkisar antara 21,20±5,378 Bq/kg sampai dengan 320,40±31,279 Bq/kg, sedangkan konsentrasi aktivitas radionuklida pada sampel bottom ash berkisar antara ≤ 2,529 Bq/kg sampai dengan 163,728±15,88 Bq/kg. Berdasarkan PP RI No.101/2014 pemanfaatan fly ash dan bottom ash dari PLTU Teluk Sirih masih diperbolehkan karena konsentrasi aktivitas pada fly ash dan bottom ash PLTU Teluk Sirih berada dibawah ambang batas yaitu untuk deret uranium dan thorium adalah 1000 Bq/kg dan untuk kalium sebesar 10.000 Bq/kg.Kata kunci : aktivitas, bottom ash, fly ash, limbah B3, radionuklida, spektrometer gamma
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.