This study aims to determine the level of psychological well-being based on gender and level of education being pursued during the Covid-19 pandemic. Participants are students from various faculties and postgraduate programs from diploma, undergraduate, professional education, masters and doctoral education levels in Yogyakarta, Indonesia. The instrument used is the Ryff Psychological Well-Being Scale which has been adapted by Engger with a content validity value of CVR equal to 1 which is in the good category and reliability is 0.935 in the good category. The data analysis used was Mann-Whitney non-parametric statistics for the different test of psychological well-being based on sex, and Kruskal Wallis as a different test for the level of education being pursued. The results showed that there was no significant difference based on gender, while based on the level of education on psychological well-being there were differences. The results of this study can be taken into account in the development of guidance and counseling programs and services for college students.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesejahteraan psikologis berdasarkan jenis kelamin dan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh pada saat Pandemi Covid-19. Partisipan merupakan mahasiswa dari berbagai Fakultas dan Program Pascasarjana dari jenjang pendidikan diploma, sarjana, pendidikan profesi, magister dan doktor di Yogyakarta, Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah Ryff Psychological Well-Being Scale yang telah diadaptasi oleh Engger dengan nilai validitas konten CVR sama dengan 1 yang berkategori baik dan reliabilitas 0,935 dengan kategori baik. Analisis data yang digunakan adalah statistik non-parametrik Mann-Whitney untuk uji beda kesejahteraan psikologis berdasarkan jenis kelamin, dan Kruskal Wallis sebagai uji beda pada jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin, sedangkan berdasarkan jenjang pendidikan pada kesejahteraan psikologis terdapat perbedaan. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengembangan program dan layanan bimbingan dan konseling untuk mahasiswa di perguruan tinggi.