Optimalisasi Kemitraan Melalui Peran Kader Sebagai Agent of Change Peningkatan Capaian Tidak Merokok Di Rumah Tangga

Abstract

Kementrian Kesehatan RI selalu berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Peningkatan keberhasilan PHBS pada Riskesdas 2008, 2013 dan 2018 melalui indikator PHBS Rumah Tangga. Riskesdas 2018 menunjukkan 39,1% Rumah Tangga di Indonesia ber-PHBS. Terdapat 5 indikator masih di bawah 80%, tidak merokok di dalam rumah adalah salah satunya. Telah berjalannya PHBS ini memerlukan perhatian, dukungan dan peran serta semua lapisan masyarakat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan motivasi dan mendorong peran serta kader sebagai agent of change untuk meningkatkan angka tidak merokok di dalam rumah di wilayah kerja UPT Puskesmas Panyileukan Kota Bandung. Metode yang dipakai adalah penyuluhan dan sosialisasi tentang peran kader sebagai agent of change dalam upaya meningkatkan angka tidak merokok di dalam rumah kemudian dilanjutkan dengan praktik self hipnosis untuk mengendalikan rasa ingin merokok. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini diinisiasi oleh UPT Puskesmas Panyileukan yang bekerjasama dengan Universitas Bhakti Kencana. Pengabdian Masyarakat diikuti oleh 21 ibu kader yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Panyileukan. Kegiatan diawali dengan penyuluhan tentang bahaya merokok di dalam rumah serta pentingnya peran kader sebagai agen perubahan perilaku berhenti merokok di rumah tangga. Dilanjutkan demontrasi self hipnosis untuk mengendalikan rasa ingin merokok yang dipelajari ibu kader. Kegiatan berlangsung lancar, antusiasme ibu kader dituangkan dalam sesi diskusi mengenai hambatan yang menjadi tantangan dan peluang untuk menyikapi masalah merokok di dalam rumah. Ibu kader termotivasi menjalankan perannya sebagai agent of change di masyarakat yang bertanggung jawab dan berperan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pemberdayaan Kader Dalam Pembuatan Teh Serbuk Daun Kelor Sebagai Upaya Peningkatanproduksi Asi

“…Keterlibatan kader kesehatan dalam kegiatan ini merupakan perwujudan peran dan fungsi kader di tengah masyarakat sebagai pelaku pergerakan masyarakat dalam hal peningkatan kesehatan ibu, anak dan balita. Melalui upaya ini pula peran kader diperkuat dalam pemberian layanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu, baik upaya promotif, preventif, maupun rehabilitatif sesuai dengan program transformasi layanan primer yang digalakkan oleh Kementerian Kesehatan RI (Kurniawati et al, 2022).…”

“…Hal ini menggambarkan bahwa pemberikan edukasi ASI eksklusif mampu meningkatkan pengetahuan kader sebagai peserta sesuai dengan tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dapat mengubah pola pikir kader. Kader bisa lebih terbuka dan lebih inovatif dengan memanfaatkan bahan pangan lokal yang mudah ditemukan dan murah harganya sehingga menjadi agen perubahan bagi ibu menyusui demi peningkatan cakupan ASI eksklusif dan peningkatan kualitas kesehatan (Kurniawati et al, 2022) (Wijianto et al, 2021). Pemaparan di atas menunjukkan pentingnya peran kader sebagai agent perubahan melalui kegiatan promosi kesehatan (Fariani & Paramastri, 2015) (Eli Indawati et al, 2021) (Agus Susanto, 2017.…”

The Role of the Family Support in the Quit Smoking Decision: A Systematic Literature Review

“…One of them is by providing education to residents to stop smoking [8]. One way to support smoking cessation behavior is to choose a family member as a partner agent of change [14]. Next, it is necessary to provide outreach and outreach for cadres agent of change to increase the rate of non-smoking at home as in Ratna's research in 2022 Kurniawati et al, [14].…”

Peningkatan keterampilan komunikasi antar pribadi (KAP) pada kader sebagai strategi menurunkan perilaku merokok

“…Kader yang dianggap mampu sebagai fasilitator dari petugas kesehatan, diharapkan dapat memberdayakan masyarakat hidup sehat dan mempengaruhi perilaku positif terhadap kesehatan khususnya indikator tidak merokok di dalam rumah. Menurut Kurniawati et al, (2022) pengaruh perilaku positif terhadap kesehatan tergantung pada komunikasi persuasif yang disampaikan ke masyarakat. Komunikasi persuasif tersebut dapat berupa pemahaman, ingatan penerima dan perubahan perilaku.…”